kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Mandiri kembangkan layanan interkoneksi e-toll


Senin, 28 April 2014 / 18:56 WIB
Mandiri kembangkan layanan interkoneksi e-toll
ILUSTRASI. 3 Cara Membuat Barcode secara Online via HP Android hingga iPhone. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kelompok Bank Himpunan Milik Negara (Himbara) harus terus bersabar. Pasalnya, rencana interkoneksi layanan uang elektronik alias electronic money (e-money) di jalan bebas hambatan (tol) belum juga terwujud. Padahal, keinginan tersebut sudah terlontarkan sejak pertengahan tahun 2013.

Rico Usthavia Frans, Senior Executive Vice President Transactional Banking Bank Mandiri menjanjikan, pihaknya akan membuka e-toll untuk BRI dan BNI pada bulan Agustus 2014, atau tiga bulan setelah uang elektronik Bank Mandiri terkoneksi pada jaringan transportasi kereta api atau  KAI Commuterline Jabodetabek (KJC).

Alasan terlambatnya realisasi interkoneksi pada e-toll ini, karena perlu ada pembahasan kesepakatan bisnis. Misalnya, nilai investasi, pungutan atau fee, serta renovasi platform agar dapat digunakan untuk bank lain, selain Bank Mandiri.

"Tahap awal kami membuka untuk bank Himbara, kemudian swasta atau perusahaan telekomunikasi," katanya kepada KONTAN, Senin (28/4).

Sayangnya, ia enggan menyampaikan kesepakatan nilai bisnis pada e-toll untuk bank lain. Tapi, asal tahu saja, Mandiri mengeluarkan dana investasi sekitar Rp 40 miliar-Rp 50 miliar per tahun.

Investasi itu untuk pengembangan infrastruktur dan teknologi informasi, seperti pendirian GTO dan alat pembaca kartu.

Bank Mandiri mencatat, penerbitkan uang elektronik mencapai 3,5 juta per Maret 2014 dengan volume transaksi mencapai Rp 160 miliar per bulan dan volume 10 juta per bulan.

Adapun, dana yang mengendap pada uang elektronik mencapai Rp 100 miliar. "Kami menargetkan pertumbuhan e-money sebesar 30% per tahun," tambah Rico.

Dodit W. Probojakti, General Manager Kartu BNI, mengatakan, pihaknya masih membahas rencana pelaksanaan e-money BNI yakni BNI Prepaid untuk masuk ke e-toll. Rencananya, pada Agustus 2014 masuk pada e-toll di jalan tol Bali, sedangkan jalan toll Jakarta akan terlaksana pada akhir tahun 2014 ini.

"Kami sudah melakukan investasi di e-toll milik Bank Mandiri," kata Dodit.

Namun, Ia tidak menyampaikan investasi yang disetor BNI ke Bank Mandiri. Per Maret 2014, BNI telah menerbitkan uang elektronik sebanyak 350.000 kartu dengan transaksi miliar per bulan, sektor paling besar adalah ritel kemudian transportasi.

Mandiri Buka Peluang E-Toll Untuk Telko

Rico menambahkan, pihaknya memungkinkan membuka e-toll untuk perusahaan telekomunikasi (Telko), namun mereka harus mengkonversi uang elektronik menjadi kartu dari telefon selular, caranya adalah melakukan co-branding dengan Bank Mandiri. "Permasalahannya, uang elektronik pada Telko menggunakan server base," ucap Rico.

Teknologi uang elektronik terbagi dua yakni server base dan chip base. Perbedaannya, server base penyimpanan dana pada server, sedangkan chip base melakukan penyimpanan dana pada kartu.

"Jika menggunakan e-toll melalui server base akan lama melakukan transaksi, karena mereka membacanya melalui server," tutur Rico.

Adapun, saat ini ada tiga perusahaan telko yang ingin masuk ke e-toll Bank Mandiri. Sebut saja, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), PT Indosat (Indosat) dan PT XL Axiata (XL).

Sebelumnya, dua operator Indosat dan XL menjajaki kerjasama untuk layanan pembayaran tol elektronik (e-Toll). Hal ini seiring dengan terbitnya aturan baru dari BI yang menyebutkan larangan kerjasama eksklusif pada produk uang elektronik atau electronic money (e-money).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×