Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seluruh sektor terkena dampak dari pandemi covid-19. Tidak terkecuali sektor Koperasi dan UMKM.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop) mengatakan bahwa terdapat 1.785 koperasi dan 16.313 KUKM yang terdampak pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenkop akan meluncurkan berbagai program untuk mengatasi dampak dari krisis ini. Program yang diluncurkan diharapkan mampu mendorong dan memfasilitasi Koperasi dan UMKM masuk dalam pemasaran daring berbasis teknologi ICT.
Baca Juga: Pulihkan ekonomi nasional, pemerintah segera kucurkan anggaran Rp 150 triliun
Kebijakan ini juga menargetkan pada akhir 2020 nanti volume transaksi bisnis di Indonesia termasuk dari koperasi dan UMKM mencapai US$ 130 miliar.
Robby Tulus, International Cooperative Expert Canada menjelaskan bahwa adanya pandemi Covid-19 berdampak serius pada menurunnya nilai PDB dunia sekitar US$ 10 triliun, meroketnya jumlah pengangguran di seluruh dunia, memunculkan penyakit mental, ketakutan, kepedihan dan kesepian, menurunnya kegiatan bisnis di hamper semua sektor, berubahnya kebijakan pemerintah dan struktur lingkungan.
Di sisi lain, pandemi ini juga telah mendorong aksi gerakan koperasi di berbagai belahan dunia turut menanggulangi dampak dari wabah ini dengan berbagai kegiatan seperti: penyediaan pangan, alat perlindung diri (APD), dan peralatan kesehatan, pelayanan pendidikan daring dan bahkan ikut menyumbangkan dana bagi pemerintah dan koperasi yang terdampak.
“Banyak pelajaran yang dipetik koperasi dari kondisi ini untuk menjadikan koperasi lebih kreatif, akrab dengan teknologi dan membuktikan di seluruh dunia bahwa koperasi sebagai agen pendorong dalam mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Robby dalam live Conference, Jumat (7/5).
Adapun menurut Sylvia Okinlay, CEO Nattco the Philippines mengatakan bahwa dampak wabah terhadap Koperasi dan UMKM di Filipina ada sebanyak 53% koperasi di Filipina yang ikut terdampak akibat Covid-19.
Untuk itu koperasi, Perbankan dan Pemerintah saling mendukung menciptakan beberapa program untuk menyelamatkan keberadaan Koperasi dan UMKM.
Baca Juga: PEN jadi obat pemulihan ekonomi, begini skema pemerintah
“Covid-19 menciptakan gaya hidup baru seperti kembali ke kearifan lokal dalam pola konsumsi dengan kemandirian pangan yang ada, transaksi yang masif melalui online, terutama dilakukan oleh para pengusaha muda,” katanya.
Menurutnya, anak muda koperasi di seluruh belahan dunia turut aktif mengatasi wabah ini, termasuk mengampanyekan gerakan hijau 3.0 sebagai bukti koperasi ikut aktif dalam pelestarian lingkungan.
Dia juga menunjukkan data koperasi merupakan satu-satunya model yang melaporkan paling sedikit melakukan pemutusan hubungan kerja.
Isu strategis yang menjadi kesimpulan pasca pandemik Covid-19 adalah memunculkan landscape ekonomi baru yang lebih humanis, harmonis, sinkron antara pelaku kapitalis dalam pasar bebas dengan koperasi untuk mewujudkan masyarakat dunia yang lebih sejahtera dan berkeadilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News