Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) mencatat, sampai dengan saat ini terdapat 20 penyelenggara fintech syariah tercatat, terdaftar, atau berizin yang beroperasi di Indonesia.
Ketua Umum AFSI Ronald Yusuf Wijaya mengatakan, ke-20 fintech tersebut terdiri dari fintech peer to peer lending (P2P lending), inovasi keuangan digital (IKD) dan securities crowdfunding.
Ronald menyebut, saat ini pertumbuhan dari fintech syariah cukup potensial. Terlihat dari beberapa penyelenggara yang semakin agresif pergerakannya.
Faktor pendorong pertumbuhannya yaitu karena literasi di masyarakat sudah semakin baik, selain itu banyak yang mencoba memanfaatkan baik itu sebagai nasabah bahkan menjadi pendana melalui fintech syariah.
Baca Juga: Pemain Modal Ventura Masih Selektif dalam Menyasar Startup
"Saya melihat tren dari 2020-2021 itu terjadi pertumbuhan sekitar 130%, saya rasa di tahun ini minimal capaiannya bisa naik sampai 180% itu asumsi saya. Karena saya melihat beberapa penyelenggara sudah mulai banyak yang masuk menjadi penyelenggara pembiayaan syariah seperti securities crowdfunding, makanya angkanya akan meningkat signifikan," jelas Ronald kepada kontan.co.id.
Menurutnya, peluangnya di tahun ini yaitu banyaknya kolaborasi antara fintech syariah dengan perbankan syariah, karena di tahun lalu hanya sedikit sekali yang melakukan kolaborasi.
"Tahun ini saya melihat sudah mulai menjadi transaksi penyaluran dari perbankan syariah melalui fintech syariah sebagai transaksi pencapaian penyaluran," katanya.
Baca Juga: Pendanaan Perbankan Dalam Negeri ke Multifinance Tumbuh Subur
Sementara itu, ia melihat tantangannya yaitu bagaimana mengedukasi masyarakat tentang keberadaan fintech syariah, di tambah lagi bagaimana pihaknya bisa mengurangi dan membasmi yang ilegal atau bahkan akun akun palsu yang marak belakangan ini.
Penyelenggara fintech p2p lending berbasis syairah, PT ALAMI juga menargetkan penyaluran pembiayaan tahun 2022 tumbuh 3-4 kali lipat.
"Tahun ini kami harapkan bisa tumbuh 3-4 kali lipat. Nilainya masih difinalisasi, itupun masih kira-kira," ungkap CEO ALAMI Group Dima Djani.
Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu ALAMI telah menyalurkan pembiayaan Rp 1,25 triliun. Sehingga target pertumbuhan sebesar 3-4 kali lipat bisa diasumsikan antara Rp 3,75 triliun hingga Rp 5 triliun.
"Kami bersyukur dapat bertumbuh secara positif dan sehat. Pada akhir 2021, sebanyak lebih dari 68.000 pendanaan terdaftar, akumulasi total pembiayaan produktif ALAMI mencapai Rp 1,5 triliun, meningkat 500% dari tahun sebelumnya dengan penyaluran kepada 7.500 proyek UMKM di seluruh Indonesia," katanya.
Baca Juga: Suntikan Dana Perbankan ke Multifinance Semakin Semarak
Menurutnya, pencapaian ini tentu tidak lepas dari dukungan para pendana (funders) dan penerima pembiayaan (beneficiaries). Termasuk para pemangku kepentingan yaitu Bank Indonesia, OJK, KNEKS, asosiasi, dan berbagai komunitas muslim dan ulama.
Asal tahu saja sampai Juni 2022, penyaluran pembiayaan ALAMI telah mencapai Rp 1,88 triliun, dengan akumulasi penyaluran sejak berdiri sebesar Rp 3,44 triliun.
Nilai tersebut disalurkan kepada sebanyak 655 entitas peminjam (borrower) dan kontribusi 7.708 pendana (lender) di tahun ini. Adapun tingkat keberhasilan bayar 90 hari (TKB 90) masih dijaga sempurna di level 100%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News