kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada corona, asuransi perjalanan dan kendaraan tak lagi menadah berkah Ramadan


Selasa, 05 Mei 2020 / 17:38 WIB
Ada corona, asuransi perjalanan dan kendaraan tak lagi menadah berkah Ramadan
ILUSTRASI. Calon penumpang menggunakan pakaian hazmat (pelindung diri) menuju ruang tunggu penerbangan terakhir diTerminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Jumat (24/04). Ada corona, asuransi perjalanan dan kendaraan tak lagi menadah berkah Ramadan. KONTAN/Frans


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi perusahaan asuransi umum ada yang berbeda pada Ramadan 2020. Bila pada tahun sebelumnya, industri bisa memanfaatkan momentum mudik untuk meningkatkan penjualan pada lini bisnis kendaraan bermotor dan perjalanan atau kecelakaan diri.

Sayangnya pandemi Covid-19 telah menekan kedua lini bisnis tersebut pada Ramadan tahun ini. Adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan larangan mudik guna mencegah penyebaran Covid-19 menggagalkan pemanfaatan momentum mudik pada tahun ini.

Baca Juga: Di tengah pandemi, pendapatan premi Jasa Raharja terkoreksi hingga 30%

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengamini kondisi saat ini tidak memungkinkan bagi perusahaan asuransi umum untuk melakukan penetrasi pada lini bisnis perjalanan. Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe bilang lantaran kegiatan travelling relatif tidak ada saat ini.

“Namun paket perjalanan masih tetap banyak yang bekerjasama dengan Perusahaan Asuransi, dan available jika kondisi sudah memungkinkan. Mobilitas kendaraan jelas berkurang saat ini. Ada info dari manufacturer juga mengurangi produksi kendaraan,” ujar Dody kepada Kontan.co.id pada Selasa (5/5).

Lanjut Dody, indikasi penurunan premi lini bisnis Asuransi kendaraan sudah terlihat sejak triwulan 4 tahun 2019 lalu. Hal ini tecermin dari info dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang mengoreksi target pertumbuhan penjualan kendaraan. Selain itu, data AAUI memang pertumbuhan premi kendaraan bermotor relatif stagnan.

Berdasarkan data AAUI, premi asuransi kendaraan bermotor hanya tumbuh 0,3% year on year (yoy) dari Rp 18,67 triliun menjadi Rp 18,73 triliun pada 2019. Sedangkan pendapatan premi asuransi kecelakaan diri dan kesehatan turun 8,3% dari Rp 6,73 triliun menjadi Rp 6,17 triliun pada akhir tahun lalu.

Baca Juga: Investree telah salurkan total pinjaman Rp 5,48 triliun hingga April 2020

“Inilah saatnya semua pelaku jasa asuransi mulai memikirkan proses bisnis yang berbeda dalam menawarkan produk asuransi sesuai dengan kondisi saat ini dan ke depannya. Tentunya teknologi sangat penting untuk mendukung proses bisnis ini dengan tetap mengedepankan kebutuhan Konsumen,” tambah Dody.

Dody menyatakan perlunya digital dan teknologi sudah diinisiasi jauh hari sebelum Covid-19. Dengan adanya pandemi ini justru menuntut mempercepat Implementasi tersebut. Ia melihat era digital akan semakin berkembang, bagi perusahaan asuransi yang tidak mempersiapkan digitalisasi maka akan tertinggal.




TERBARU

[X]
×