Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Guna menjaga kinerja perusahaan, MTF fokus pada percepatan proses restrukturisasi. Hingga saat ini MTF telah menyetujui 8.000 unit kendaraan bermotor atau senilai Rp 1 triliun untuk direstrukturisasi.
Harjanto bilang dengan restrukturisasi tersebut, maka pembiayaan senilai Rp 1 triliun tersebut akan dihitung sebagai pembiayaan lancar. Ia berharap permintaan restrukturisasi bisa menurun pada Mei 2020.
Baca Juga: Asuransi Jasindo lakukan restrukturisasi kredit perbankan
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) pun mengubah outlook bisnis pembiayaan multifiannce sepanjang 2020. Awalnya asosiasi memperkirakan pembiayaan multifinance bisa tumbuh 4% tahun ini. Namun akibat corona, pembiayaan multifinance diprediksi hanya tumbuh 1% atau bahkan kurang dari itu.
Pertumbuhan pembiayaan bisa sampai minus, tapi itu bergantung berapa lama penyelesaian corona ini. Kami sekarang bicara jangka pendek bukan lagi jangka panjang karena dampaknya sudah terasa,” kata Ketua APPI Suwandi Wiratno kepada Kontan.co.id.
Guna mengantisipasi dampak berkepanjangan, ia berharap para debitur yang masih mempunyai pekerjaan tetap melunasi kredit agar multifinance bisa membayarkan pinjaman ke perbankan. Jika tidak begitu, maka siklus perputaran keuangan di masyarakat tidak berjalan.
Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan utang baru untuk biayai pemulihan ekonomi nasional
“Multifinance kasih pinjaman ke debitur, tapi kami juga pinjam dari bank sebagai debitur. Bank juga menjadi debitur karena mendapat dana dari masyarakat lewat deposito dan tabungan. Kalau kami tidak bisa bayar ke bank berarti bank juga tidak bayar ke masyarakat,” jelas Suwandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News