kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada corona, pembiayaan multifinance masih tumbuh 2,49%


Selasa, 12 Mei 2020 / 17:30 WIB
Ada corona, pembiayaan multifinance masih tumbuh 2,49%


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

Guna menjaga kinerja perusahaan, MTF fokus pada percepatan proses restrukturisasi. Hingga saat ini MTF telah menyetujui 8.000 unit kendaraan bermotor atau senilai Rp 1 triliun untuk direstrukturisasi.

Harjanto bilang dengan restrukturisasi tersebut, maka pembiayaan senilai Rp 1 triliun tersebut akan dihitung sebagai pembiayaan lancar. Ia berharap permintaan restrukturisasi bisa menurun pada Mei 2020.

Baca Juga: Asuransi Jasindo lakukan restrukturisasi kredit perbankan

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) pun mengubah outlook bisnis pembiayaan multifiannce sepanjang 2020. Awalnya asosiasi memperkirakan pembiayaan multifinance bisa tumbuh 4% tahun ini. Namun akibat corona, pembiayaan multifinance diprediksi hanya tumbuh 1% atau bahkan kurang dari itu.

Pertumbuhan pembiayaan bisa sampai minus, tapi itu bergantung berapa lama penyelesaian corona ini. Kami sekarang bicara jangka pendek bukan lagi jangka panjang karena dampaknya sudah terasa,” kata Ketua APPI Suwandi Wiratno kepada Kontan.co.id.

Guna mengantisipasi dampak berkepanjangan, ia berharap para debitur yang masih mempunyai pekerjaan tetap melunasi kredit agar multifinance bisa membayarkan pinjaman ke perbankan. Jika tidak begitu, maka siklus perputaran keuangan di masyarakat tidak berjalan.

Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan utang baru untuk biayai pemulihan ekonomi nasional

Multifinance kasih pinjaman ke debitur, tapi kami juga pinjam dari bank sebagai debitur. Bank juga menjadi debitur karena mendapat dana dari masyarakat lewat deposito dan tabungan. Kalau kami tidak bisa bayar ke bank berarti bank juga tidak bayar ke masyarakat,” jelas Suwandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×