kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada GPN, Visa Mastercard berpotensi hilang pendapatan lebih dari Rp 5,7 triliun


Rabu, 08 Agustus 2018 / 20:20 WIB
Ada GPN, Visa Mastercard berpotensi hilang pendapatan lebih dari Rp 5,7 triliun
ILUSTRASI. Mesin ATM perbankan


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah peluncuran gerbang pembayaran nasional (GPN) seluruh transaksi debit yang dilakukan di Indonesia akan diproses di dalam negeri meski di kartu debit bank tertulis Visa dan Mastercard. Alhasil, pendapatan Visa Mastercard berpotensi menyusut.

Dengan kewajiban transaksi pembayaran di Indonesia, maka seluruh transaksi harus di-routing didalam negeri sehingga bisa menghemat biaya yang selama ini dibebankan ke nasabah.

Sebelum ada GPN, transaksi yang ada di dalam negeri harus di-routing di luar negeri. Hal ini utamanya ketika kartu debit yang digunakan tertempel logo switching asing seperti Visa dan Mastercard.

Menurut sumber Kontan.co.id, dengan adanya GPN, maka Visa dan Mastercard tidak meraup pendapatan dari transaksi dalam negeri. 

Potensi pendapatan switching asing seperti Visa dan Mastercard yang hilang dengan adanya GPN menurut sumber Kontan.co.id lebih dari Rp 5,7 triliun.

Potensi kerugian ini belum menghitung jumlah dana yang hilang dari kewajiban penempatan dana dari bank di dalam negeri di bank di luar negeri yang telah ditunjuk Visa Mastercard. Penempatan dana ini terkait routing dalam negeri yang dilakukan ke luar negeri.

Namun masih menurut sumber ini, Visa Mastercard masih mendapatkan keuntungan dari fee logo yang tertempel di kartu debit. Namun seiring dengan jumlah kartu GPN yang semakin banyak, maka pendapatan Visa Mastercard juga akan semakin berkurang.

Sementara itu, Dasuki Amsir, Direktur Bank BTN mengatakan seiring dengan implementasi GPN maka seluruh transaksi harus melalui switching lokal. Artinya Visa dan Mastercard jika ingin masuk dalam transaksi dalam negeri harus bekerjasama dengan switching lokal.

Sebagai gambaran saat ini ada empat perusahaan switching lokal di Indonesia  yakni PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), Rintis Sejahtera (ATM Prima), PT Daya Network Lestari ( ATM Alto) dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (JPN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×