kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Ada Kebangkitan Saham Bank Kecil, Analis Ingatkan Adanya Risiko


Minggu, 13 Oktober 2024 / 15:27 WIB
Ada Kebangkitan Saham Bank Kecil, Analis Ingatkan Adanya Risiko
ILUSTRASI. sejumlah saham perbankan kecil mulai menguat di pekan lalu


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbicara saham perbankan, mata investor bisa dipastikan selalu tertuju pada bank-bank berkapitalisasi besar. Jauh dari pandangan, saham-saham bank yang memiliki kapitalisasi kecil justru terpantau mengalami tren kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.

Sebut saja, saham PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) yang dalam dua hari terakhir perdagangan bursa mengalami penguatan signifikan dengan harga Rp 725 per saham. Pada perdagangan Kamis (10/10), NOBU tercatat naik 8% dari harga perdagangan hari sebelumnya. Dilanjutkan pada penutupan perdagangan Jumat (11/10), sahamnya naik 7,41%.

Kenaikan harga yang signifikan tersebut membuat catatan kenaikan harga NOBU sepanjang sepekan dan sebulan terakhir, tumbuh 18,85%. Di mana, NOBU sejatinya juga sudah memiliki tren kenaikan sejak tiga bulan terakhir yang naik 13,28%.

Berbicara tentang NOBU memang tak terlepas dari rencananya untuk melakukan penggabungan dengan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP). Rencana penggabungan tersebut sejatinya sudah terkuak di publik sejak awal 2023 lalu.

Terbaru, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae pun melihat belum ada potensi pembatalan terkait rencana merger kedua bank milik konglomerasi besar tersebut. Hanya saja, OJK tidak memberikan batas waktu bagi MNC Bank dan NOBU Bank untuk melakukan merger secara sukarela.

Baca Juga: Penghimpunan Dana Pasar Modal Sedang Lesu, Begini Prospeknya di Akhir Tahun 2024

Dian juga bilang secara individual, kondisi dan kinerja kedua bank tersebut masih relatif baik dengan permodalan yang sudah di atas ketentuan minimum yaitu diatas Rp 3 triliun. Ia pun mendukung proses konsolidasi agar bank semakin kuat dan sehat secara berkelanjutan.

“OJK tidak ingin menggunakan paksaan karena perlu diyakini bahwa untuk menyatukan dua bank yang tergolong sehat serta memiliki karakteristik bisnis yang berbeda, perlu dilakukan secara berhati-hati guna nantinya dapat menghasilkan sinergi yang berkelanjutan,” ujar Dian.

Selain itu, ada juga PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) yang secara mengejutkan dalam sepekan terakhir juga berada di area hijau dan menyentuh Rp 33 per saham pada Jumat (11/10). Padahal, harga BEKS selama ini hanya bertahan di area Rp 20 hingga Rp 25 per saham.

Dengan demikian, dalam sepekan terakhir, bank yang dimiliki oleh Pemprov Banten ini mencatat kenaikan harga saham hingga 50%. Meskipun, kenaikan harga tersebut belum mampu mengeluarkan BEKS dari daftar pengawasan khusus.

Direktur Bisnis Bank Banten Rodi Judo berpandangan bahwa kenaikan saham yang terjadi pada BEKS dipengaruhi oleh perkembangan terbaru rencana bank untuk bergabung dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) milik PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).

Seperti diketahui, Bank Jatim telah memutuskan akan memasukkan Bank Banten sebagai anggota KUB melalui persetujuan darI Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada awal bulan ini. Di mana, Bank Jatim bakal menyuntik modal senilai Rp 10 miliar.

“Tahapan KUB saat ini masuk dalam pembahasan Shareholder Agreement. Target awal Desember 2024 sudah efektif” ujar Rodi, Jumat (11/10).

 
TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×