kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,41   -3,14   -0.35%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pandemi Covid-19, Pegadaian catat laba Rp 1,53 triliun di semester 1-2020


Rabu, 29 Juli 2020 / 13:02 WIB
Ada pandemi Covid-19, Pegadaian catat laba Rp 1,53 triliun di semester 1-2020
ILUSTRASI. Kinerja Pegadaian di semester I-2020 masih ciamik


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) mampu mempertahankan bisnis di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan pelat merah ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,53 triliun di semester I-2020.
 
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menyatakan, laba bersih yang dicatatkan perusahaan tersebut stabil jika dibandingkan dengan semester I-2019 yang capai Rp 1,53 triliun.

Keberhasilan Pegadaian mempertahankan kinerja ini cukup mumpuni. Lantaran perusahaan melakukan relaksasi, pemotongan bunga, hingga kemudahan bagi nasabah yang terdampak pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Pegadaian luncurkan produk gadai tanpa bunga, plafon maksimal Rp 1 juta

Penurunan tarif bunga yang dilakukan Pegadaian pun dari 1,2% menjadi 1% untuk roll over kredit gadai. Juga ada relaksasi grace period 30 hari. Serta ada program gadai peduli dengan membebaskan pinjaman senilai Rp 1 juta selama 30 hari.

“Omset tumbuh 18,8% year on year (yoy) dari Rp 67,7 triliun di Juni 2019 menjadi Rp 80,4 triliun di Juni 2020. Ini salah satu sumbangan kami untuk ekonomi nasional. Dari jumlah tersebut 60% untuk usaha produktif. Sedangkan outstanding pembiayaan tumbuh 21,3% yoy dari Rp 43,6 triliun menjadi Rp 53 triliun hingga Juni 2020,” kata Kuswiyoto dalam video konferensi, Rabu (29/7).

Dia menambahkan, kinerja ciamik Pegadaian itu tidak terlepas dari pertumbuhan nasabah di tengah pandemi Covid-19. Tercatat jumlah nasabah Pegadaian hingga akhir Juni lalu capai 15 juta orang. Jumalh ini naik 26,6% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya 11,9 juta nasabah. 

Selain itu, aset Pegadaian pun tumbuh 22% secara tahunan dari Rp 56,1 triliun menjadi Rp 68,4 triliun di semester I-2020. Sedangkan, liabilitas tumbuh 23,5% yoy dari Rp 35,8 triliun menjadi 44,2 triliun di enam bulan pertama 2020. Adapun ekuitas tumbuh 19,5% yoy dari Rp 20,3 triliun menjadi 24,2 triliun pada Juni 2020.

Sebenarnya, pandemi Covid-19 turut menekan rasio keuangan Pegadaian, tercatat return on asset (ROA) turun dari 5,47% pada Juni 2019 menjadi 4,47% pada Juni 2020. Sedangkan return on equity (ROE) juga mengalami penurunan dari 13,48% menjadi 12,64% pada Juni 2020.

Sedangkan rasio utang atau debt to equity ratio (DER) ikut meningkat dari 1,77 kali pada Juni 2019 menjadi 1,83 kali pada Juni 2020. Begitupun dengan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 73,94% pada Juni 2019 menjadi 80,46% di Juni 2020.

Baca Juga: Transaksi emas di Pegadaian digital naik signifikan, ini sebabnya

“Meski pinjaman banyak yang kami restrukturisasi, kualitas pembiayaan masih bagus dibandingkan sektor keuangan lainnya. Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) mengalami peningkatan dari 2,32% pada Juni 2019 menjadi 2,37% di Juni 2020. Walaupun naik, sudah kami cadangkan semuanya bila ada kondisi buruk,” tambah Kuswiyoto.

Masih bertumbuhnya kinerja bisnis Pegadaian tak terlepas dari semakin berkembangnya jaringan distribusi baik online maupun offline. Hingga semester pertama 2020, terdapat 4.112 outlet dan 10.385 agen pegadaian yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu, Kuswiyoto bilang Pegadaian sudah menerapkan standar operasional agar proses pencairan pembiayaan hanya 15 menit. Besarnya kapasitas nasabah hingga 15 juta mampu mendukung bisnis Pegadaian di tengah pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×