Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Sejumlah bankir memproyeksi suku bunga kredit perbankan pada akhir tahun 2017 akan naik. Hal ini dipicu faktor permintaan kredit di sektor infrastruktur yang cukup besar.
Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengatakan, pada kuartal IV 2017 diproyeksi suku bunga kredit akan menggeliat naik. “Karena sektor infrastruktur mulai menarik pinjaman dalan jumlah besar,” ujarnya, Minggu (7/5).
Kenaikan bunga kredit diperkirakan bertahap pada kuartal keempat 2017 hingga awal kuartal I 2018. Pada akhir tahun, bunga deposito juga diproyeksi akan naik.
Rohan Hafas, Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk menilai, kenaikan bunga deposito karena secara nasional kondisi LDR (rasio kredit dibandingkan simpanan) sudah cukup tinggi. “Sehingga terjadi permintaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketersediaan simpanan,” ujar Rohan, Sabtu (6/5).
Bianto Surodjo, Direktur Retail Banking PT Bank Permata Tbk mengatakan, penurunan bunga kredit pada tahun ini sangat terbatas atau bisa saja flat. “Dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suku bunga acuan, likudiitas dan kompetisi,” tuturnya, Minggu (7/5).
Meksi begitu, ada bankir yang melihat peluang penurunan suku bunga kredit, meski sangat tipis. Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menilai, faktor persaingan bisa mendorong bunga kredit turun.
Taswin Zakaria, Direktur Utama Maybank Indonesia menambahkan, tahun ini, penurunan bunga kredit lebih disebabkan faktor kompetisi dibandingkan karena penurunan bunga deposito. “Kalau pertumbuhan kredit masih lemah sampai akhir tahun ini, bank akan saling rebutan dan dampaknya dapat terjadi credit misprice,” ujar Taswin.
Sampai kuartal I 2017, suku bunga deposito tercatat turun antara 2 bps sampai 21 bps dari awal tahun menjadi 6,44% sampai 7,1%. Seiring dengan penurunan bunga deposito, bunga kredit turun sebesar 14 bps dari awal tahun menjadi 11,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News