kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Swasta mengerem pencairan kredit


Rabu, 03 Mei 2017 / 13:23 WIB
Swasta mengerem pencairan kredit


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Siapa bilang ekonomi dalam negeri sudah pulih? Justru sebaliknya, ekonomi masih lesu, utamanya ekonomi yang digerakkan oleh kalangan swasta. Salah satu bukti adalah meningkatnya angka kredit yang belum ditarik atau undisbursed loan pada kuartal pertama 2017. Padahal kredit bank merupakan salah satu pelumas pertumbuhan ekonomi.

Hitungan KONTAN berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2017 milik 10 bank besar, undisbursed loan 10 bank besar mencapai senilai Rp 695,7 triliun atau 30,48% dari total kredit bank tersebut. Dari total kredit yang belum dicairkan, 86,64% bersumber dari alokasi kredit bagi debitur swasta non-BUMN.

Nilai kredit yang belum ditarik tersebut naik 8,61% dari periode sama tahun 2016. Sebagai perbandingan, pertumbuhan undisbursed loan pada kuartal I-2016 sebesar 6,5%. Kelompok bank besar atau BUKU IV mencatat jumlah kredit yang belum ditarik paling besar dibandingkan dengan kelompok bank lain.

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk mengatakan, naiknya kredit yang belum ditarik pada kuartal I- 2017 bukan semata siklus tahunan, melainkan aktivitas ekonomi yang belum pulih. Sampai kuartal I-2017, bank berkode saham NISP ini undisbursed loan sebesar Rp 36,2 triliun atau naik 1,27%.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan salah satu bank yang mencatat nominal undisbursed loan cukup tinggi diantara bank lain, yaitu mencapai Rp 168,3 triliun atau naik 9,86%.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan, dari nominal kredit yang belum dicairkan itu, 95,6% milik debitur swasta. "Mayoritas berasal dari dua sektor, yaitu perdagangan dan modal kerja," tutur Jahja kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bahkan mencatatkan kenaikan undisbursed loan sebesar 53,49% menjadi Rp 53,6 triliun selama tiga bulan pertama tahun ini. Hampir 89% undisbursed loan BNI bersumber dari debitur swasta. "Penyumbang kredit yang belum ditarik adalah dari segmen infrastruktur," terang Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Pada kuartal II 2017, para bankir yakin kredit yang belum ditarik bisa turun. Sebabnya, proyeksi pertumbuhan kredit dan ekonomi lebih baik. Jahja optimistis, jelang Lebaran permintaan kredit akan semakin mengalir. Dus, ini bisa mengurangi kredit yang belum ditarik.

Herry menambahkan, jangka panjang, undisbursed loan perbankan bisa turun signifikan. Sebab, periode 2018-2019 akan banyak proyek infrastruktur yang selesai. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai kuartal I 2017 realisasi pertumbuhan kredit perbankan mencapai 9,2% menjadi Rp 4.368 triliun. Sampai akhir tahun ini, regulator perbankan optimistis kredit bisa tumbuh 9%-12%.

Kenaikan undisbursed loan swasta ini bisa jadi sinyal lain: peran swasta makin tergusur oleh ekspansi BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×