Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
Baca Juga: Menko Airlangga Minta SNLIK OJK Terintegrasi Dengan Bantuan Pemerintah KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan inklusi keuangan di Indonesia mencapai 98% pada 2045. Sementara hasi Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 mencatat tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih 75,02%, dan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%.
Oleh karena itu, peran seluruh pelaku industri jasa keuangan diperlukan untuk turut memberikan edukasi kepada masyarakat demi mendorong peningkatan literasi keuangan di Tanah Air. Tugas tersebut tidak bisa hanya dilakukan regulator dan pemerintah saja.
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), misalnya, juga mengambil peran untuk mendorong literasi keuangan dengan berbagai program. Terbaru, asosiasi ini menggelar Fun Walk dengan tema #MerdekaDariPinjol pada 25 Agustus 2024 yang diikuti oleh 700 perserta.
Kegiatan itu ditujukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya literasi keuangan serta mengedukasi masyarakat tentang perbedaan antara pinjol dan fintech lending yang legal serta bertanggung jawab.
Baca Juga: BI Sebut Inklusi Keuangan Indonesia Masih Mandek, Ini Penyebabnya
AFPI Fun Walk merupakan pembukaan untuk rangkaian kegiatan AFPI Sport Days yang akan diselenggarakan hingga beberapa bulan ke depan. Rangkaian kegiatan ini akan diisi dengan turnamen mini soccer dan diikuti oleh para pelaku industri fintech lending sebagai peserta yang akan bertanding secara sportif dan kompetitif.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengatakan, AFPI ingin memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat tentang industri fintech lending melalui kegiatan tersebut. “Fintech lending berizin dan diawasi OJK sehingga memiliki standar yang ketat dalam melindungi konsumen,” ujar dia dalam keterangan resminya, Senin (26/8).
Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Jasmi juga menekankan pentingnya literasi keuangan.
“OJK mendukung inisiatif AFPI dalam mengedukasi masyarakat. Dengan memahami perbedaan pinjol dan fintech lending, masyarakat dapat menjadi konsumen yang cerdas dan terhindar dari risiko kerugian finansial,” ujarnya.
Untuk mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia, OJK meluncurkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarakan). Program ini akan mendorong lahirnya 2 juta Duta dan Agen Literasi dan Inklusi Keuangan yang dapat memberikan multiplier effect melalui beragam kegiatan edukasi keuangan bagi masyarakat luas.
Berdasarkan data OJK, total outstanding pembiayaan fintech peer to peer (P2P) lending pada Juni 2024 mencapai Rp 66,79 triliun, tumbuh sebesar 26,73% secara tahunan. Adapun tingkat risiko kredit macet secara agregat atau TWP90 fintech P2P lending pada Juni 2024 ada di level 2,79%, menurun dari posisi Juni 2023 yang sebesar 3,29%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News