kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Agresif marketing, pengguna e-money berbasis server bermekaran di penghujung tahun


Selasa, 17 Desember 2019 / 16:26 WIB
Agresif marketing, pengguna e-money berbasis server bermekaran di penghujung tahun
ILUSTRASI. LinkAja


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis uang elektronik berbasis server semakin menanjak di penghujung tahun. Hal ini tecermin dari semakin bertambahnya pengguna di masing-masing platform.

Hal ini tidak terlepas dari upaya para pemain melakukan pemasaran atau marketing yang masif. Hal ini dilakukan guna mengedukasi pengguna uang tunai agar menggunakan uang elektronik. Salah satu bentuk pemasaran yang dilakukan oleh pemain di industri ini adalah memberikan potongan harga atau cashback.

Baca Juga: P2P lending Alami Fintek Sharia salurkan pinjaman Rp 70 miliar per November

Ambil contoh Sedangkan PT Visionet Internasional atau yang lebih dikenal sebagai OVO mengakui adanya pertumbuhan Monthly Active User dari Mei 2018 ke Agustus 2019 tumbuh 12 kali.

President Director OVO Karaniya Dharmasaputra menyebut hingga saat ini OVO sudah terdapat di 115 juta perangkat. Adapun pengguna OVO sebanyak 87 juta pengguna, sedangkan monthly active user 11 juta hingga 12 juta.

Selain itu, transaksi pun meningkat 28 kali lipat dari Mei 2018 ke Agustus 2019. Adapun total payment value menanjak 19 kali lipat. Sedangkan store value fund atau jumlah dana mengendap naik 7 kali lipat.

Karaniya bilang marketing dibutuhkan oleh pelaku fintech payment dalam mengedukasi masyarakat agar menggunakan produk uang digital. Ia mengambil contoh pelaku e-commerce dan ride hailing awalnya juga melakukan hal yang sama.

Baca Juga: Pengguna LinkAja telah mencapai 40 juta, 52% dari Pulau jawa

Tak mau kalah, PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) sebagai pemegang izin uang elektronik LinkAja gencar melakukan ekspansi ke kawasan tier dua dan tiga di Indonesia. Jelang penutupan akhir tahun 2019, LinkAja mencatat terdapat lebih dari 40 juta pengguna terdaftar.

“Jumlah transaksi tumbuh sebanyak lima kali lipat sejak beroperasi pada bulan Februari 2019. Adapun 82% pengguna LinkAja pun tersebar di luar Jakarta, dengan 52% pengguna berada di luar pulau Jawa seperti kota-kota di Sumatra bagian utara, Sumatra bagian tengah, dan Sulawesi. Tentu saja pertumbuhan pengguna di berbagai wilayah ini merupakan hasil dari peningkatan penyediaan akses keuangan digital yang tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Danu Wicaksana, Direktur Utama LinkAja di Jakarta pada Selasa (17/12).

Chief Marketing Officer LinkAja Edward Kilian Suwignyo menyatakan hingga saat ini setiap bulannya terjadi pertumbuhan pengguna aktif sebanyak 5,1 kali lipat. Ia menjelaskan pengguna aktif adalah pengguna terdaftar dan setidaknya melakukan satu kali transaksi per bulan. Sedangkan pertumbuhan nilai transaksi tumbuh 4,8 kali per bulan. Adapun pertumbuhan jumlah transaksi LinkAja per bulan sebanyak 4,7 kali lipat.

Begitupun dengan pemain uang elektronik berbasis server lainnya yakni PT Espay Debit Indonesia Koe.Perusahaan yang memiliki platform dompet digital DANA itu mencatatkan pertambahan jumlah pengguna.

Baca Juga: Modalku dan Tokopedia luncurkan fitur Tempo untuk memudahkan mitra berbelanja

Chrisma Albandjar, Chief Communication Officer DANA menyatakan terdapat lebih dari 30 juta masyarakat yang kini telah mengandalkan DANA, dan para pengguna baru yang akan terus bertambah. Padahal dalam catatan Kontan.co.id, per Juli 2019, pengguna DANA masih 15 juta orang.

Berdasarkan data bank Indonesia, jumlah transaksi uang elektronik tercatat sejak awal tahun hingga Oktober 2019 terjadi 4,22 miliar transaksi pada Oktober 2019. Nilai ini tumbuh 85,36% secara tahunan atau year on year dari pencapaian yang sama di tahun lalu sebanyak 2,28 miliar transaksi.

Adapun secara nominal terjadi lonjakan sebanyak 210,42% yoy dari Rp 112,11 triliun dari awal tahun hingga Oktober 2019. Adapun periode yang sama tahun lalu hanya Rp 36,11 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×