Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. AIA Group Limited yang berpusat di Shanghai menorehkan kinerja kinclong pada semester pertama tahun ini. Tengok saja, nilai bisnis barunya mencapai US$ 792 juta atau meningkat 23% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tidak hanya itu, premi baru yang disetahunkan (annualized new premium) juga tembus US$ 1,690 miliar atau naik 11%. “Kinerja yang cerah ini hasil pelaksanaan yang konsisten dari strategi kami, pengelolaan neraca keuangan yang tepat dan ketahanan portofolio asuransi jiwa di Asia Pasifik,” pungkas Mark Tucker, Chief Executive and President AIA Group melalui pers rilis yang diterima KONTAN, Jumat (8/8).
Pada laba operasional, AIA Group membukukan pertumbuhan sebesar 15% menjadi US$ 1,457 miliar dengan penghitungan IFRS/International Financing Reporting Standards. Sementara, laba operasional embedded value menjadi US$ 2,119 miliar.
Menurut Tucker, kinerja kinclong itu juga ditopang oleh potensi besar ekonomi di kawasan Asia Pasifik yang terus menggeliat. “Kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu pasar yang menarik dan tangguh di dunia. Hal itu dikombinasikan dengan pertumbuhan pendapatan dan terbatasnya penyediaan fasilitas kesejahteraan sosial, sehingga memberikan dasar untuk kebutuhan yang besar akan produk dan layanan AIA,” terang dia.
AIA Group memiliki anak perusahaan atau cabang yang beroperasi di 17 pasar di Asia Pasifik, antara lain Hong Kong, Thailand, Singapura, Malaysia, Tiongkok, Korea Selatan, Filipina, Australia, Taiwan, Indonesia, Vietnam, Selandia Baru, dan Brunei Darussalam, serta 97% saham anak usaha di Sri Lanka dan 26% usaha patungan di India.
Tucker mengklaim, saat ini, AIA Group merupakan pemimpin pasar di wilayah Asia Pasifik (kecuali Jepang) berdasarkan premi asuransi jiwa. AIA memiliki total aset sebesar US$ 159 miliar per 31 Mei 2014.
Di Indonesia, PT AIA Financial meraup total premi bisnis baru sebesar Rp 2,73 triliun di sepanjang tahun lalu. Jumlah itu naik 18% dari posisi tahun sebelumnya. Labanya mencapai Rp 715,62 miliar. “Pertumbuhan ini karena misi AIA secara berkelanjutan menjembatani kesenjangan proteksi di Indonesia dengan menyediakan berbagai solusi asuransi jiwa yang inovatif,” imbuh Tucker.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News