Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) jadi bank ketiga di tanah air yang mencatat nilai aset lebih dari Rp 1.000 triliun. Sebelumnya ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sampai akhir September 2020, aset bank swasta terbesar di tanah air ini tercatat Rp 1.003,6 triliun tumbuh 12,3% (yoy). Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja bilang, dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh signifikan jadi penopangnya.
“Pertumbuhan dana pihak ketiga yang solid mendukung pertumbuhan aset BCA mencapai Rp 1.000 triliun lebih. DPK kami juga ditopang oleh dana murah atau CASA yang tumbuh 16,1% (yoy),” ujar Jahja dalam paparan kinerja daring, Senin (26/10).
Baca Juga: BCA catat laba Rp 20 triliun di kuartal III-2020, turun 4,2% dari kuartal III-2019
Sampai September 2020, BCA berhasil menghimpun DPK senilai Rp 780,7 triliun dengan pertumbuhan 14,3% (yoy). Dana murahnya terhimpun Rp 596,6 triliun atau 76,4% dari total DPK dengan pertumbuhan 16,1% (yoy). Sedangkan simpanan deposito tumbuh 8,8% (yoy) menjadi Rp 184,1 triliun
Dalam kesempatan serupa Direktur BCA Santoso Liem juga bilang pertumbuhan dana murah perseroan didukung oleh meningkatnya transaksi oleh nasabah secara digital.
BCA memproses sekitar 33 juta transaksi per hari selama sembilan bulan pertama tahun 2020, meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kami terus melihat perkembangan yang pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking,” ujar Santoso.
Baca Juga: Berpotensi jadi NPL, sekitar 11% debitur restrukturisasi Bank Mandiri berisiko tinggi
Pertumbuhan dana murah ditambahkan Santoso juga turut didukung oleh pembukaan rekening baru di BCA. Sampai September 2020, ia bilang setidaknya ada 6.700 pembukaan rekening baru tiap harinya.
Selanjutnya: Laba Bank Mandiri turun 30,73% di kuartal III-2020, ini penyebabnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News