kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Laba Bank Mandiri turun 30,73% di kuartal III-2020, ini penyebabnya


Senin, 26 Oktober 2020 / 12:53 WIB
Laba Bank Mandiri turun 30,73% di kuartal III-2020, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Suasana pelayanan nasabah di Kantor Cabang Utama (KCU) Bank Mandiri. /Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengakui perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 tetap berdampak pada kinerja perseroan. Hal ini tercermin dari realisasi laba bersih di kuartal III-2020 yang turun 30,73% yoy menjadi Rp 14,02 triliun dari periode setahun sebelumnya Rp 20,25 triliun. 

Hal ini utamanya disebabkan oleh berkurangnya mesin pencetak laba perseroan yaitu pendapatan operasional. Tercatat pendapatan operasional Bank Mandiri turun 3,06% yoy menjadi Rp 62,97 triliun di kuartal III-2020. 

Di sisi lain, pencapaian pendapatan bunga bersih atau net interest income juga susut 4,27% yoy menjadi Rp 43,38 triliun. Kemudian, aktivitas perbankan yang terhambat dengan adanya pandemi juga membuat perolehan pendapatan berbasis komisi atau fee based income turun tipis 0,26% yoy menjadi Rp 19,58 triliun. 

Apalagi, dalam masa pandemi Covid-19 Bank Mandiri terus memupuk biaya CKPN cukup besar mencapai Rp 15,69 triliun atau naik 52,81% yoy. 

Baca Juga: Pulihkan ekonomi nasional, ini tiga strategi bisnis Bank Mandiri selama masa pandemi

Seluruh rentetan itu membuat laba operasional Bank Mandiri terpaksa menyusut 28,43% yoy dari Rp 26,48 triliun di September 2019 menjadi Rp 18,95 triliun di akhir September 2020. 

Tapi kabar baiknya, menurut Direktur Bank Mandiri Agus Dwi Handaya upaya efisiensi perseroan telah berhasil membuat biaya operasional lebih terjaga. 

Hal ini bisa tercermin dari biaya operasional perseroan per kuartal III-2020 yang hanya tumbuh 0,42% yoy menjadi Rp 28,32 triliun. 

Pencapaian itu sejatinya lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sempat naik 4,82%. Bahkan lebih rendah dari bulan Juni 2020 sebesar 4,4%. 

"Sebagai upaya mempertahankan kinerja, bank Mandiri terus mengupayakan pengelolaan bisnis yang lebih efisien," katanya dalam paparan kinerja virtual, Senin (26/10).

Di sisi lain, indikator profitabilitas Bank Mandiri juga terus menyusut di tengah pandemi. 

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan posisi net interest margin (NIM) memang mengalami penurunan sebanyak 90 basis poin menjadi 4,68% di kuartal III-2020. 

Kalau melihat laporan keuangan, posisi return on equity bank berlogo pita emas ini juga turun 3,86% menjadi 10,15%. Namun, Siddik menjelaskan bahwa di dalam situasi pandemi Covid-19 ini pihaknya lebih fokus menjaga rasio keuangan tetap di level sehat. 

Misalnya saja posisi capital adequacy ratio (CAR) dijaga pada level tinggi 19,83% di kuartal III 2020 dan coverage ratio yang mencapai 205,15%. Seluruh strategi itu dilakukan agar pemantauan risiko kredit di tengah pandemi bisa lebih terukur sekaligus memperkuat mitigasi perseroan.  

Selanjutnya: 12% Debitur Bank Mandiri yang direstrukturisasi sulit bangkit, berpotensi jadi NPL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×