kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Akses masyarakat ke perbankan sangat rendah


Kamis, 22 Agustus 2013 / 11:34 WIB
Akses masyarakat ke perbankan sangat rendah
ILUSTRASI. PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP) merampungkan rights issue.


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Akses masyarakat terhadap perbankan di tanah air dinilai masih rendah. Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution mengatakan, hal ini bisa terlihat dari rasio pemberian kredit terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Saat ini, rasio kredit terhadap PDB masyarakat Indonesia hanya sekitar 32%. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding negara satu kawasan seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 110%.

Bahkan jika mengacu pada negara lain yang lebih maju seperti China, rasio kredit terhadap PDB negara itu telah menembus 140%. Darmin berharap, dengan upaya bank sentral yang ingin mewujudkan perbankan inklusif, maka akan meningkatkan rasio kredit terhadap PDB, sekaligus meningkatkan akses masyarakat terhadap perbankan di tanah air.

"Indonesia memiliki kelemahan ekonomi dalam akses dan kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan sektor jasa keuangan. Bukan hanya lemah tapi sangat lemah," kata Darmin di Jakarta, Kamis (22/8).

Menurutnya, masyarakat yang belum terkena akses ke perbankan ini terutama di berada di wilayah terisolir. Bagaimanapun juga, masyarakat Indonesia masih banyak yang berada di pelosok sehingga belum terjangkau perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×