Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
Kedua, Credit take over. Ini bertujuan untuk membantu nasabah untuk memindahkan/melunasi kredit dari sebuah institusi keuangan dengan tujuan untuk dipindahkan ke institusi lainnya, misalnya pindah KPR ke bank lain. Hal ini dimaksudkan agar nasabah bisa dimudahkan dalam pengalihan pinjaman yang membutuhkan dana pelunasan dalam waktu singkat.
Ricky menjelaskan, salah satu keunikan yang dimiliki oleh Aktivaku adalah pembiayaannya bisa dilakukan dari level SPK, tidak hanya setelah penerbitan invoice. Sementara Perbankan biasanya hanya membiayai proyek per termin dengan pembayaran berupa cicilan. Di Aktivaku, pelunasan bisa dilakukan sesuai karakter proyek atau bisa mencicil ataupun membayar pokok dan bunga dibelakang.
Keunikan lainnya adalah fasilitas yang ada di Aktivaku dijamin dengan aset tetap seperti properti, sehingga lebih memberikan ketenangan kepada para calon Pendana dalam menyalurkan pembiayaan.
Ricky menambahkan, Aktivaku selanjutnya akan menyasar pendanaan untuk perumahan. Adapun target market dari Aktivaku sendiri adalah kalangan yang masih kesulitan memperoleh pembiayaan dari perbankan, seperti pekerja kreatif, jasa, pedagang kecil, pekerja tidak tetap, dll.
Ke depan, Aktivaku juga akan fokus menjadi perantara untuk mempermudah masyarakat memiliki rumah dengan harga terjangkau. Untuk mewujudkan itu maka perusahaan ini akan terus melakukan kerjasama dengan developer seperti Perumnas dan beberapa developer milik BUMN, serta segmen yang membutuhkan pendanaan namun belum bisa difasilitasi oleh perbankan seperti pekerja di bidang jasa, pedagang kecil, karyawan kontrak, pekerja lepas, dan lain-lain.
Tanggal 31 Agustus 2018 lalu, Aktivaku juga sudah menandatangani kerjasama dengan GO-JEK sehingga para mitra pengemudi GO-JEK nantinya bisa memanfaatkan layanan pendanaan yang dihadirkan oleh Aktivaku untuk memiliki produk-produk pengembang yang telah berkerja sama di seluruh wilayah Indonesia.
“Dengan adanya Aktivaku maka diharapkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki akses untuk mendapatkan pembiayaan perumahan dan menurunkan backlog perumahan di Indonesia,” kata Ricky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News