kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.215   -35,00   -0,22%
  • IDX 7.102   5,54   0,08%
  • KOMPAS100 1.062   -0,35   -0,03%
  • LQ45 836   -0,23   -0,03%
  • ISSI 215   0,46   0,22%
  • IDX30 426   -0,28   -0,07%
  • IDXHIDIV20 515   1,31   0,26%
  • IDX80 121   -0,12   -0,10%
  • IDXV30 125   -0,50   -0,40%
  • IDXQ30 142   0,17   0,12%

Alasan Perbankan Belum Turunkan Bunga KPR Meski BI Rate Telah Turun


Sabtu, 16 November 2024 / 16:30 WIB
Alasan Perbankan Belum Turunkan Bunga KPR Meski BI Rate Telah Turun
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembangunan rumah subsidi di Indramayu, Jawa Barat, Kamis (22/8/2024). Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) belum berdampak signifikan pada bunga floating Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di sektor perbankan.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) belum berdampak signifikan pada bunga floating Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di sektor perbankan.

Data Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) bank KBMI 4 menunjukkan bunga segmen KPR masih berada pada kisaran 9%-12%.  

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat SBDK segmen KPR terendah sebesar 9,13% per 7 November 2024, dengan margin keuntungan sekitar 1,96%.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memiliki SBDK 9,45% dengan margin keuntungan tertinggi di antara bank KBMI 4, yaitu 4,65%.  

Baca Juga: Bunga Acuan Telah Turun, Tapi Bunga KPR Belum Berubah, Ini Alasan Perbankan

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) mematok SBDK segmen KPR pada 10% dengan margin keuntungan 2,85% per 1 Oktober 2024.

Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk menetapkan SBDK tertinggi di segmen ini, yaitu 12,5%, dengan margin keuntungan sebesar 2,57%.  

Direktur Retail Banking BNI, Corina Leyla Karnalies, menyebutkan pihaknya masih mengkaji penyesuaian bunga floating KPR meski BI telah memangkas suku bunga. 

"Kami mempertimbangkan faktor likuiditas di pasar yang masih cukup ketat dan komponen biaya lain, seperti risk premium dan overhead cost," ujarnya, Kamis (15/11).  

Baca Juga: Didorong KPR, BTN Optimistis Pertumbuhan Kredit Sesuai Target

Ketatnya likuiditas tercermin dari margin keuntungan BNI yang terendah di antara bank KBMI 4, sementara biaya overhead mencapai 4%. Namun, permintaan KPR di BNI tetap tumbuh dengan kenaikan pengajuan sebesar 6% secara tahunan. 

"Mayoritas berasal dari pembelian properti baru di mitra pengembang BNI," tambah Corina.  

Sementara itu, Executive Vice President Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, menyatakan bahwa suku bunga floating KPR BCA tetap stabil di level 11% selama lebih dari satu dekade, meski BI rate mengalami fluktuasi dari 3,5% hingga 6,25%.  

Menurut Welly, BCA mempertimbangkan berbagai faktor seperti likuiditas, CASA (Current Account Saving Account), dan Non-Performing Loan (NPL) dalam menentukan suku bunga. 

Baca Juga: Jangan Harap Penurunan Bunga Kredit Dalam Waktu Dekat

“Kendati bunga belum turun, pengalihan KPR ke bank lain sangat rendah, hanya 2%-3% dari total realisasi kredit,” katanya.  

Sebaliknya, BCA justru menerima banyak pengalihan KPR dari bank lain. "Ini membuktikan pricing KPR BCA sesuai kebutuhan nasabah," ujarnya.

Hingga kuartal III-2024, BCA telah menyalurkan KPR senilai Rp130,4 triliun, meningkat 10,7% secara tahunan.  

Selanjutnya: Ini 4 Cara Mengatasi Keyboard Laptop Windows Tidak Bisa Mengetik dengan Lancar

Menarik Dibaca: Promo JSM Alfamidi 15-17 November 2024, Minyak Goreng Sedaap Diskon s/d Rp 24.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×