Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Sekalipun pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur namun dampaknya ke pembiayaan alat berat belum terlihat. Hal ini tercermin dari penyaluran pembiayaan alat berat di PT Tifa Finance Tbk (Tifa). Hingga Oktober, pembiayaan Tifa Finance bahkan tidak beranjak dari pencapaian pembiayaan pada September.
Tifa telah menyalurkan pembiayaan Rp 1,3 triliun sampai Oktober 2015 lalu. Secara year on year (yoy) perusahaan mengklaim terjadi pertumbuhan penyaluran pembiayaan hingga 20%. Namun secara bulan ke bulan rupanya penyaluran pembiayaan Tifa tidak bergerak.
Ester Gunawan, Direktur Tifa Finance mengatakan, pada Oktober nilai pembiayaannya sama dengan posisi bulan sebelumnya. "Tidak bergerak. Ini imbas karena pembangunan infrastruktur di negara juga belum banyak bergerak. Sementara harga komoditas belum membaik, pengusaha belum berani untuk belanja alat berat," papar Ester pada Jumat (13/11).
Sisa dua bulan kurang, Tifa mempredikit pembiayaan akan ditutup senilai Rp 1,4 triliun naik dari realisasi pembiayaan sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 1 triliun.
Asumsinya dalam dua bulan ini akan ada penyaluran pembiayaan baru sebesar Rp 400 miliar dengan mulai bergeraknya pembangunan sektor infrastruktur. Plus, diversifikasi bisnis pembiayaan Tifa Finance ke pembiayaan alat kesehatan dan logistik.
Lesunya pembiayaan alat berat membuat Tifa mulai mengurangi porsi pembiayaan sektor sewa guna usaha. Pada kuartal 3 2015 pembiayaan sektor sewa guna usaha turun menjadi 70% dari sebelumnya kuartal 3 2014 sebesar 89%.
Lalu, pembiayaan konsumen dan anjak piutang naik tipis dari 2% menjadi 3%. Sementara porsi pembiayaan syariah melompat dari 9% pada kuartal 3 2014 menjadi 27% pada kuartal 3 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News