Reporter: Anaya Noora Pitaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana PT Asuransi Allianz Utama Indonesia melepas atau spin off unit syariah masih membentur banyak kendala. Salah satunya, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk menangani bisnis baru tersebut.
Soekrisno Tjokrodiwiryo, Direktur Pelaksana Allianz Utama mengestimasikan, spin off tersebut baru terwujud beberapa tahun ke depan. "Kami belum menetapkan target pasti kapan rencana ini terealisasi," kata dia.
Soekrisno menjelaskan, selain kesiapan SDM, keputusan waktu spin off juga akan mempertimbangkan pertumbuhan bisnis asuransi syariah serta arahan regulator. Jika Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menghendaki percepatan, industri tentu harus siap, termasuk menambah modal agar sesuai ketentuan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2008 tentang Asuransi, perusahaan asuransi syariah harus memiliki modal minimun Rp 50 miliar. Hingga saat ini Allianz Utama baru memiliki modal sebesar Rp 25 miliar.
Dalam mengembangkan unit syariah, selama kuartal I 2011 ini, Allianz Utama telah menambah jumlah pusat layanan syariah di tiga kota besar, yaitu Surabaya, Bandung dan Balikpapan. Unit baru ini diharapkan memberikan kontribusi premi sebesar Rp 9,5 miliar pada 2011 ini.
PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) juga berencana memisahkan unit usaha syariah. Untuk mendukung rencana itu, Adira Insurance akan memperbesar pangsa pasar unit syariah agar bisa meningkatkan kontribusi ke induk usaha.
Erickson Mangunsong, Corporate Business Marketing Division Head Adira Insurance menjelaskan, untuk memperbesar pangsa pasar, Adira Insurance akan meluncurkan produk baru, seperti asuransi demam berdarah, produk surety bond korporat dan asuransi peralatan elektronik. Ketiga produk itu akan meluncur pada akhir tahun ini.
Adira Insurance juga akan menambah modal unit usaha syariah. Sayang, Erickson enggan menjelaskan lebih lanjut soal ini. "Sebagai persiapan spin off, namun rencana tersebut belum bisa terealisasi di tahun ini," katanya.
Adira Insurance menargetkan, kontribusi premi produk syariah meningkat menjadi 10%-15% dari tahun 2010 yang cuma 5% atau setara Rp 50 miliar dari total premi. Tahun ini, target pendapatan premi Adira Insurance sekitar Rp 1,5 triliun atau tumbuh 50% dibandingkan dengan perolehan premi tahun 2010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News