kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Allianz Life Indonesia Catat Kinerja Unitlink Saham di Pasar Indonesia Tertekan


Kamis, 30 November 2023 / 16:01 WIB
Allianz Life Indonesia Catat Kinerja Unitlink Saham di Pasar Indonesia Tertekan
ILUSTRASI. PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life Indonesia) merupakan salah satu perusahaan asuransi yang berada di jajaran depan & telah mulai lakukan penyesuaian penuh terhadap aturan baru SEOJK PAYDI untuk beberapa produk yang dimiliki sejak Desember 2022.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Asuransi Allianz Life Indonesia mencatatkan kinerja produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi alias unitlink (Paydi) yang cukup beragam sepanjang tahun berjalan (Ytd) hingga Oktober 2023.

Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia, Ni Made Daryanti menyampaikan produk unitlink yang diinvestasikan di saham Indonesia cukup mengalami tekanan. Ini terlihat dari performa IHSG yang terkoreksi 1,44% sejak awal tahun dan Jakarta Islamic Index (JII) minus 10,32% pada pasar saham syariah.

Namun, kata Made, beberapa produk unitlink Allianz seperti Smartwealth Rupiah Equity Rotation Class B Fund mencatat kinerja sebesar 0,92% dan AlliSya Rupiah Equity Rotation Class B Fund minus 8,17%. Keduanya masih di atas benchmark IHSG dan JII.

Baca Juga: Allianz Syariah Luncurkan Gerakan Asuransikan 10.000 Masyarakat Indonesia di Semarang

“Untuk unitlink saham yang diinvestasikan di luar Indonesia, Smartwealth Asia Pasific Class B Fund mampu memberikan imbal hasil lebih baik sebesar 0,56% dibandingkan benchmark -1,13% berdasarkan MSCI AC Asia Pacific Net Total Return USD Index,” ujarnya kepada Kontan.co.id pekan lalu.

Made menjelaskan, ini disebabkan oleh tekanan global di mana kinerja pasar saham global terkoreksi lebih lanjut akibat ketidakstabilan geopolitik Israel dan Hamas, pelemahan ekonomi Tiongkok serta ketahanan harga konsumen AS yang membuat investor khawatir tingginya inflasi bertahan lebih lama.

Baca Juga: Asuransi Perbesar Bisnis Syariah Sebelum Spin Off

“Di dalam negeri IHSG mencatat koreksi didorong oleh kombinasi arus keluar asing di pasar obligasi dan saham karena selisih imbal hasil, antara imbal hasil 10 tahun Amerika dan Indonesia yang menipis serta kenaikan suku bunga yang tak terduga oleh BI untuk mempertahankan depresiasi rupiah lebih lanjut,” jelasnya.

Strategi penempatan investasi

Made mengungkapkan, dalam mengelola fund pihaknya menempatkan instrumen investasi sesuai dengan mandat masing-masing fund. Misalnya, per Oktober 2023 penempatan investasi Smartwealth Rupiah Equity Rotation Class B Fund bobotnya lebih besar ke sektor infrastruktur, consumer staples dan healthcare.

“Pada fund smartwealth asia pacific class B Fund saat ini penempatan fund terbesar pada sektor perindustrian, teknologi dan barang konsumen non primer,” ungkapnya.

Baca Juga: Allianz Catat Valuasi Brand Senilai US$ 20,85 Miliar

Made menilai, meski Indonesia terdampak sentimen negatif dari kondisi global serta perlambatan di kuartal III 2023, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan resilient.

“Meskipun jangka pendek masih berpotensi volatilitas dengan adanya beberapa ketidakpastian, namun dimulainya persiapan pemilu terdapat potensi percepatan belanja pemerintah dan multiplier effect yang dapat mendorong penguatan pasar saham Indonesia,” terangnya.

Lebih lanjut, Made menambahkan, strategi fund Allianz Life Indonesia yang memiliki eksposur pada instrumen saham sedikit underweight dan selektif. Katanya, tahun 2023 jadi tahun di mana kenaikan harga komoditas diperkirakan kembali normal.

Baca Juga: Allianz Syariah Nilai Hal Ini yang Bikin Dua Perusahaan Tak Ikut Spin Off UUS

Sehingga, lanjur dia, pertumbuhan pendapatan perusahaan diperkirakan bakal tumbuh satu digit dibandingkan tahun 2022 lalu yang mencapai dua digit.

“Kami juga menyesuaikan dengan era baru biaya modal yang lebih tinggi. Kami tetap percaya arah tema digita dan hilirisasi industri bersifat struktural dan berperan penting bagi Indonesia di jangka menengah dan panjang,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×