kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Allianz patok pertumbuhan premi 215% jadi Rp 30 miliar


Senin, 11 Oktober 2010 / 08:30 WIB
Allianz patok pertumbuhan premi 215% jadi Rp 30 miliar
ILUSTRASI. Direksi Baru AALI


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Test Test

JAKARTA. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Peribahasa itu sepertinya pas menggambarkan bisnis asuransi mikro, yang umummya mematok premi mini.

Tengok saja Allianz Life Indonesia yang tahun ini mematok pertumbuhan premi asuransi mikro meroket 215% menjadi Rp 30 miliar. Tahun lalu, perusahaan asuransi jiwa yang bermarkas besar di Jerman itu menggaet premi asuransi mikro sebesar Rp 9,5 miliar. "Kami optimistis bisa mencapai target itu, mengingat perolehan premi asuransi mikro sampai Agustus 2010 lalu mencapai Rp 20 miliar," ujar Handojo G Kusuma, Deputy Chief Executive Officer (CEO) Allianz Life Indonesia kepada KONTAN, belum lama ini.

Ia mengakui, dari segi nominal, premi asuransi mikro belum menjadi penyumbang pendapatan yang terbesar bagi Allianz. Namun, jumlah nasabah asuransi mikro Allianz Life Indonesia hingga Juli lalu mencapai 440.000 polis. Ini berarti 25% dari seluruh nasabah Allianz Life.

Hingga akhir tahun nanti, Allianz menargetkan bisa menggaet 460.000 nasabah. "Target kami, di tahun depan bisa menggaet premi asuransi mikro sebesar Rp 60 miliar dari 700.000 nasabah. Setahun berikutnya mendapatkan Rp 100 miliar dari 1 juta nasabah," terang Handojo.

Tak cuma asuransi asing, perusahaan asuransi lokal tak mau ketinggalan menggarap ceruk bisnis asuransi mikro. Misalnya saja Asuransi Central Asia (ACA).
Tak tanggung-tanggung, ACA mematok kenaikan kontribusi bisnis asuransi mikro dari saat ini yang sebesar 10%.

"Pasar produk asuransi mikro ini masih sangat besar. Karena itulah kami berharap, kontribusi asuransi mikro terhadap pendapatan kami meningkat menjadi 30% dalam tiga tahun ke depan," tutur Direktur ACA Muljadi Kusuma.

Salah satu upaya menggenjot target tersebut adalah meluncurkan produk baru. Kalau Allianz Life meluncurkan Tamadera, ACA memilih berjualan DC Care.
Produk yang melindungi tertanggung dari deman berdarah ini dijual melalui kanal bancaassurance. Muljadi menargetkan, produk ibi bisa menghasilkan premi Rp 600 juta dari 5.000 nasabah sampai akhir tahun nanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×