kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Allo Bank Indonesia (BBHI) catat penurunan laba 30,25% yoy pada semester 1-2021


Senin, 02 Agustus 2021 / 16:49 WIB
Allo Bank Indonesia (BBHI) catat penurunan laba 30,25% yoy pada semester 1-2021
ILUSTRASI. Gedung kantor; logo; Bank Harda Internasional tbk bbhi


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencatatkan laba bersih senilai Rp 22,92 miliar pada Juni 2021. Nilai itu turun 30,25% year on year (yoy) dibandingkan Juni 2020 senilai Rp 32,86 miliar.

Hal ini tak terlepas dari naiknya beban bunga 23,61% yoy dari Rp 60,02 miliar menjadi Rp 74,19 miliar di kuartal kedua 2021. Di sisi lain, laba operasional ikut turun 29,04% yoy dari Rp 33,57 miliar menjadi Rp 23,82 miliar hingga Juni 2021.

Padahal pendapatan bunga Allo Bank tumbuh 42,46% yoy dari Rp 89,61 miliar menjadi Rp 127,66 miliar di semester pertama 2021. Pendapatan bunga ini ditopang oleh pendapatan dari kredit yang diberikan senilai Rp 52,70 miliar, pendapatan dari efek-efek sebesar Rp 73,60 miliar, penempatan pada Bank Indonesia Rp 1,31 miliar, dan sisanya penempatan pada bank lain senilai Rp 53,06 juta.

Sedangkan total aset BBHI naik 63,23% menjadi Rp 4,22 triliun pada Juni 2021 dari posisi akhir Desember 2020 sebesar Rp 2,58 triliun. Adapun, total liabilitas juga naik 72,72% dari Desember 2020 menjadi Rp 3,87 triliun pada kuartal kedua 2021.

Baca Juga: Tunggu restu OJK, Mega Corpora setor deposito di Allo Bank untuk diubah jadi modal

Plt Direktur Utama Allo Bank Indonesia Ari Yanuanto Asah menyatakan, kenaikan total aset dan kewajiban akan memberikan dampak bagi kinerja perusahaan. Lantaran kenaikan total aset disebabkan adanya pembelian surat berharga sebesar Rp 1,83 triliun.

“Kenaikan total kewajiban karena ada penempatan deposito sebesar Rp 750 miliar dari PT Mega Corpora sebagai pemegang saham pengendali yang nantinya dikonversi menjadi modal setelah mendapatkan persetujuan dari OJK dan peningkatan kewajiban surat berharga Repo sebesar Rp 1,22 triliun,” mengutip pernyataan Ari dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (2/8).

Rasio kinerja keuangan BBHI masih terbilang terkendali pada paruh pertama 2021. Tercermin dari rasio non performing loan (NPL) terhadap total kredit bersih bank mengecil menjadi 1,17% dari posisi tahun sebelumnya sebesar 3,50%.

Sedangkan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) tercatat naik 82,65% hingga Juni 2021 dari periode yang sama tahun 2020 sebesar 76,52%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×