Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, variasi produktivitas industri yang memengaruhi kemampuan bayar pelaku usaha serta ketidakpastian pasar global yang dapat memengaruhi permintaan produk dari sektor ini juga menjadi tantangan.
"Kami terus berupaya mengatasi tantangan ini melalui inovasi produk pembiayaan, kerja sama dengan institusi terkait, serta pendampingan intensif kepada nasabah untuk memastikan keberlanjutan usaha mereka," ungkapnya.
Di sisi lain, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dari sisi bank swasta nasional terbesar juga memberikan respons positif. EVP Corporate Communication and Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyampaikan, pihaknya menyambut baik rencana subsidi bunga untuk kredit tersebut.
Baca Juga: Potensi Tak Tepat Sasaran Capai Rp 100 Triliun, Prabowo Minta Subsidi Energi Dikaji
"Terkait rencana subsidi bunga untuk kredit investasi padat karya,pada prinsipnya BCA senantiasa terbuka terhadap berbagai kesempatan untuk menyalurkan kredit, termasuk ke sektor padat karya, selama memiliki prospek dan tingkat risiko yang dapat terkelola dengan baik," ungkapnya kepada Kontan, Kamis (2/1).
Hera menyebut, BCA tahun lalu menyalurkan kredit sejalan dengan prinsip diversifikasi portofolio. Per September 2024, kredit korporasi BCA tumbuh 15,9% YoY mencapai Rp 395,9 triliun di beragam sektor ekonomi, baik yang berhubungan dengan industri padat karya, padat modal, maupun bersifat keduanya. Secara umum, penyaluran kredit berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya: Tahun 2025 Menandai Generasi Beta, Ini Klasifikasi Generasi dalam Satu Abad Terakhir
Menarik Dibaca: Pernah Dengar Sindrom Erotomania? Kebanyakan Halu yang Mengganggu Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News