kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Antisipasi Kejahatan Siber, LPS Dorong Bank Pantau Sistem Operasional Digital


Kamis, 24 Februari 2022 / 15:25 WIB
Antisipasi Kejahatan Siber, LPS Dorong Bank Pantau Sistem Operasional Digital
ILUSTRASI. Aktivitas di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/05/2019


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui otoritas keuangan terkait telah menetapkan peraturan mengenai standar manajemen risiko bagi bank.  

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, setiap bank termasuk bank digital wajib menerapkan standar manajemen risiko dengan terus melakukan monitor dan perbaikan sistem operasional digital di masing-masing bank.  

“Regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah melalui otoritas keuangan terkait wajib diterapkan, dan penerapan manajemen risiko ini wajib disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha, serta kemampuan bank," kata Purbaya, dalam keterangan resmi, Rabu (23/2). 

Dengan pengawasan yang baik, LPS melihat hampir sebagian besar perbankan terutama bank digital sudah menerapkan manajemen risiko. Namun masih ada kelemahan di keamanan siber yang tetap harus dimonitor dan diperbaiki untuk ke depannya. 

Baca Juga: Bank Aladin Jadi Bank Pertama yang Teken UN Principles for Responsible Banking

Mengutip jurnal Computers & Security, kejahatan siber mengalami peningkatan signifikan terutama saat pandemi, di mana masyarakat semakin meningkat ketergantungannya pada internet untuk melakukan pekerjaan dan berbagai transaksi keuangannya. 

Dari penelitian tersebut, pencurian data pribadi melalui praktik phishing merupakan yang paling banyak terjadi. Oleh karena itu, perhatian dari pihak penyedia layanan perbankan melalui penerapan sistem manajemen risiko operasional yang prudent, andal, dan diuji secara berkala.

Selain itu, memantau perkembangan modus-modus kejahatan siber untuk dapat memitigasi ancaman kejahatan siber dengan optimal melalui peningkatan keamanan sistem informasi dan teknologi.

“Walaupun memiliki manajemen risiko yang baik namun tidak diuji secara berkala, dikhawatirkan dapat menjadi celah bagi para pelaku kejahatan digital untuk membobol sistem keamanan digital tersebut," tambahnya 

Tak hanya itu, manajemen perlu mensosialisasikan kepada seluruh pegawai bank, karena walaupun sistemnya canggih namun jika pegawai tidak berhati-hati, bisa saja kebocoran tersebut berasal dari internal, baik disengaja maupun tidak sengaja. 

Baca Juga: BTN Akan Tetap Jadi Ujung Tombak Penyediaan Rumah Rakyat

Ia menambahkan, secara umum mekanisme manajemen risiko perlu diadopsi oleh bank-bank digital tidak berbeda dengan bank-bank lainnya. Hanya saja, bank-bank digital perlu lebih memperhatikan risiko-risiko operasional yang terkait dengan vulnerabilitas sistem informasi dan teknologi yang digunakan.

“Karena sistem ini yang menjadi comparative advantage utama bank-bank digital dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Misalnya, perlunya implementasi manajemen risiko keamanan informasi yang berstandar internasional, seperti misalnya ISO 27001," terangnya. 

Selain itu, diperlukan manajemen keamanan siber secara komprehensif dan teruji, yang meliputi Cyber Security Management, Cyber Security Exercise, dan Cyber Security Reporting.

Dari sisi nasabah, menurutnya penting bagi masyarakat untuk tidak mudah tergoda dengan berbagai modus kejahatan siber. Sebagai contoh, masyarakat harus menyadari bahwa informasi data pribadi yang digunakan dalam bertransaksi baik melalui platform digital ataupun e-commerce itu harus dijaga dengan baik.

“Edukasi dan sosialisasi merupakan salah satu poin penting yang perlu dilakukan, khususnya yang dapat meningkatkan awareness masyarakat terhadap ancaman siber dan berbagai modus penipuan online," lanjutnya. 

Untuk itu, LPS bersama anggota KSSK lainnya akan terus meningkatkan program sosialisasi dan edukasi literasi keuangan kepada masyarakat, termasuk untuk membantu masyarakat menghindari modus-modus kejahatan siber ini. 

Selain hal tersebut, sebagai upaya untuk meminimalisir risiko-risiko kejahatan siber, ada berbagai tips yang dapat dilakukan oleh masyarakat, di antaranya, melakukan backup dokumen online dan offline secara rutin, memperkuat jaringan internet.

Selanjutnya, penggunaan password yang kuat, melakukan pengkinian aplikasi, mengatur profil sosial media secara rutin, melakukan pengecekan terhadap pengaturan privasi dan keamanan dan, menghindari membuka dan menghapus email ataupun lampiran yang mencurigakan.

Selanjutnya, sebagai bagian dari literasi keuangan. LPS terus mensosialisasikan bagaimana agar masyarakat dapat menyimpan dananya di bank secara aman. Dengan rutin memeriksa saldo tabungan dengan mencetak buku tabungan secara periodik. "Hal tersebut juga dapat mengurangi kemungkinan ketidakcocokan catatan kita dengan bank," ungkpanya. 

Kemudian, cek tingkat bunga penjaminan LPS di www.lps.go.id dan bank. Selanjutnya minta ke bank agar bunga yang diberikan tidak melebihi bunga penjaminan LPS. Serta, tidak punya kredit macet, dengan melunasi kewajiban tepat waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×