Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI, anggota indeks Kompas100) berupaya mengoptimalkan kinerja mesin ATM yang terdampak black out PLN sejak Minggu (4/8). Langkah ini dilakukan guna memastikan layanan elektronik dapat berjalan dengan baik.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta menyatakan telah mengoptimalkan cadangan listrik melalui genset-genset yg ada di outlet-outlet dimana ATM beroperasi.
Baca Juga: Bank Mandiri: Potensi kehilangan pendapatan dari EDC akibat listrik padam cukup besar
Tim IT dan jaringan BNI juga terus bersiaga hingga hari ini untuk memastikan operasional transaksi di outlet-outlet dan e-channel termasuk ATM tetap dapat beroperasi dengan baik.
"Semua upaya ini kami lakukan bukan hanya untuk menekan risiko-risiko yang terpapar di kami, tetapi lebih kepada maksud dan tujuan untuk menjaga tingkat kualitas layanan kami kepada seluruh nasabah tetap prima," ujar Herry kepada Kontan.co.id pada Senin (5/8).
Lanjut Ia, BNI juga memberi guidance kepada nasabah untuk bertransaksi dengan memanfaatkan internet atau mobile banking yang sudah di-install oleh nasabah.
Baca Juga: Indomaret akui sejumlah gerai masih ditutup akibat pemadaman listrik
Selain itu, Ia menyebut call center BNI selalu standby dalam 24 jam untuk menerima masukan dan pengaduan nasabah supaya dapat segera diselesaikan.
Sayangnya Herry belum merinci jumlah ATM dan mesin EDC yang terdampak block out PLN ini.
Asal tahu saja, BNI berhasil mencatatkan FBI sebesar Rp 5,37 triliun sepanjang enam bulan pertama 2019 atau tumbuh 11,6% secara year on year (yoy). Hal itu ditopang oleh recurring fee atau komisi berulang.
Baca Juga: Aliran listrik PLN padam, 5.300 ATM BCA sempat offline
Kontribusi terbesar pendapatan komisi BNI masih disumbang dari account maintenance sebesar Rp 92 miliar atau tumbuh 11,3%, diikuti bisnis kartu yang tumbuh 12,9% jadi Rp 792 miliar, ATM tumbuh 19,5% menjadi Rp 614 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News