Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga multifinance sudah mempublikasikan laporan keuangan audited pada 2018 ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiga multifinance tersebut adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) dan PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN).
Hasilnya tiga multifinance ini mencatat kenaikan pencadangan terutama pencadangan pembiayaan konsumer dan pembiayaan sewa. Adira misalnya, mencatat kenaikan pencadangan pembiayaan konsumen sebesar 42% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1,1 triliun.
Kemudian, Clipan Finance mencatat kenaikan pencadangan pembiayaan sewa dan konsumen masing masing 60% dan 8,7%. Sedangkan BFI mencatat kenaikan pencadangan pembiayaan konsumen 93%.
Jika dilihat kenaikan pencadangan yang dilakukan oleh tiga multifinance pada 2018 ini seiring dengan penurunan angka rasio pembiayaan bermasalah (NPF) 25 basis poin (bps) menjadi 2,7%.
Bambang W. Budiawan, Kepala Pengawasan Industri Keuangan Non Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan kenaikan rasio pencadangan multifinance ini untuk mengantisipasi risiko pembiayaan.
“Dari sudut regulator ini mencerminkan prinsip kehati-hatian yang memadai,” kata Bambang kepada kontan.co.id, Senin (25/2).
Kenaikan rasio pencadangan akan berpengaruh ke biaya pencadangan.
Menurut OJK, cadangan bisa naik jika NPF naik. Hal ini sebagai bentuk kehati-hatian dan besaran pembiayaan bermasalah.
Meskipun pencadangan naik, Suwandi Wiratno Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengatakan NPF dan laba multifinance pada 2018 secara industri mengalami perbaikan.
“Kalau cadangan naik laba harusnya naik,” kata Suwandi.
Djaja Suryanto Sutandar, Direktur Utama WOM Finance mengakui pencadangan pada 2018 lalu mengalami kenaikan. “Faktor yang mempengaruhi adalah kenaikan NPF,” kata Djaja.
Pada 2019 ini diproyeksi pencadangan akan kembali pada 2017 lalu. Secara umum, menurut Djaja, pencadangan sangat mempengaruhi laba.
Untuk mengantisipasi risiko pembiayaan, WOM Finance akan lebih selektif dan melakukan kontrol surveyor atau kepala kredit. Selain itu, perusahaan akan melakukan penagihan lebih ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News