kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.061   77,63   1,11%
  • KOMPAS100 1.056   15,88   1,53%
  • LQ45 830   13,14   1,61%
  • ISSI 214   1,37   0,65%
  • IDX30 424   7,47   1,80%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,82   1,54%
  • IDXV30 125   0,87   0,70%
  • IDXQ30 141   2,25   1,62%

Sederet multifinance terlilit utang jumbo, kenapa?


Selasa, 10 Oktober 2017 / 19:49 WIB
Sederet multifinance terlilit utang jumbo, kenapa?


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat industri pembiayaan secara umum masih mencatatkan pertumbuhan yang positif. Tapi di sisi lain, sejumlah multifinance juga terlilit masalah utang. Kenapa?

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Jodjana Jody menyebut kondisi di beberapa perusahaan tentu berbeda-beda. Namun ada poin yang bisa membuat sebuah perusahaan terlilit utang kepada krediturnya.

"Misalnya karena lalai dalam melaksanakan manage liquidity risk," kata dia, Selasa (10/10).

Hal ini disebutnya menyebabkan pengaturan asset liabilities yang dimiliki sebuah perusahaan pembiayaan tidak seimbang. Diantaranya ketidakcocokan antara jangka waktu pinjaman kepada kreditur dengan pembiayaan yang disalurkan.

"Sehingga bisa menyebabkan gagal bayar kepada kreditur," jelasnya.

Selain itu, permasalahan terkait utang juga bisa terjadi karena kondisi kesehatan kredit dari masing-masing perusahaan. Kredit yang tersendat tentu memengaruhi pemasukan ke perusahaan pembiayaan maupun pencadangan yang harus dibuat.

Nah kondisi ini disebutnya bisa membuat laba perusahaan jadi tergerus. Praktis, kemampuan untuk membayar kewajiban kepada kreditur pun turut berkurang.

Seperti diberitakan sebelumnya, ada beberapa perusahaan pembiayaan yang mengalami masalah terkait kewajiban kepada para krediturnya sehingga mengajukan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Diantaranya adalah PT PT Kembang 88 Multifinance, PT Bima Multi Finance, dan PT Intan Baruprana Finance.

Sementara, menilik data Otoritas Jasa Keuangan, per bulan Agustus kemarin angka outstanding pembiayaan berada di angka Rp 408,2 triliun. Angka ini mengalami kenaikan setinggi 9,1% bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×