kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Aplikasi klaim asuransi berebut pasar


Jumat, 30 Agustus 2019 / 14:41 WIB
Aplikasi klaim asuransi berebut pasar
ILUSTRASI. Broker asuransi


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Teknologi digital benar-benar telah menjelma menjadi urat nadi bisnis. Tidak terkecuali bagi bisnis asuransi berbasis digital atau yang lazim disebut insurance technology (insurtech). Dengan sistem teknologi yang ada sekarang, insurtech jadi bikin masyarakat makin gampang mengakses produk asuransi.   

Tak pelak, perkembangan bisnis asuransi yang kian pesat, ikut berdampak positif ke industri broker asuransi. Pialang asuransi menjadi bisnis yang sangat prospektif. Broker tidak ubahnya seperti konsultan dari calon nasabah asuransi untuk memilih produk asuransi sesuai dengan kebutuhannya.

Bahkan, selain menjadi jembatan pembelian produk asuransi, pihak broker juga melayani proses penyelesaian ganti rugi (klaim) jika nasabah mengalami risiko kerugian asuransi. Nah, belakangan ini semakin banyak bermunculan perusahaan rintisan (startup) insurtech yang menawarkan produk asuransi dan pencairan klaim secara cepat alias instan.

Cleosent Randing, CEO dan Founder PasarPolis, mengatakan, selama ini salah satu keluhan yang paling umum dari pemegang polis adalah proses klaim asuransi yang rumit, memakan waktu, dan menguras biaya. “Inilah yang hendak kami ubah,” katanya.

Nah, siapa saja perusahaan startup insurtech yang menyediakan produk dan pencairan klaim asuransi? Berikut beberapa di antaranya.

Qoala

Perusahaan ini didirikan pada April 2018 oleh Harshet Lunani dan Tommy Martin. Perusahaan rintisan yang berada di bawah bendera PT Archor Teknologi Digital ini menyediakan layanan klaim asuransi perjalanan. 

Menurut Tommy Martin, Co-Founder dan Chief Operation Officer (COO) Qoala, perusahaannya menjalankan bisnis dengan model baru yang fokus pada post-sales, yakni membantu konsumen saat mengalami risiko aktivitas berpergian.

Di antaranya, risiko keterlambatan penerbangan (delay), pengembalian uang (refund) 100% untuk pembatalan pengembalian kereta api jika ada pembatalan dari konsumen 24 jam sebelum keberangkatan dan perbaikan serta penggantian telepon seluler yang baru dibeli konsumen jika mengalami kerusakan. 

Daya tarik startup ini bagi konsumen adalah kemudahan dan kecepatan dalam mengajukan klaim. Konsumen tidak perlu mengisi dokumen karena bisa dengan mudah mengambil dan mengunggah foto menggunakan aplikasi Qoala. Perusahaan berjanji untuk segera memproses klaim konsumen sehingga pembayarannya dicairkan dalam waktu singkat.

Tommy mencontohkan, ketika konsumen mengalami delay penerbangan selama satu jam, maka pihak Qoala akan mengirim notifikasi kepada konsumen melalui pesan singkat Whatsapp, lengkap dengan identitas penerbangannya. “Hal itu bisa dilakukan karena kami membangun sistem yang bisa mendeteksi keterlambatan penerbangan pesawat,” kata Tommy.

Setelah menerima notifikasi, konsumen hanya diminta melampirkan foto identitas diri berupa kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) sebagai validasi data. Data itu kemudian akan diproses secara otomatis melalui sistem teknologi yang dimiliki Qoala. Setelah data cocok, maka proses pengajuan klaim dilakukan pihak Qoala.

Tommy bilang, proses pengajuan klaim ke perusahaan asuransi yang dilakukan Qoala hanya butuh waktu beberapa menit. Setelah disetujui, proses pencairan klaim siap dilakukan.

Pencairan kompensasi diserahkan kepada konsumen, apakah mau lewat isi saldo OVO, Gopay, atau rekening bank. “Nominalnya mulai Rp 250.000 untuk keterlambatan 1 jam pertama sampai Rp 3 juta (delay 12 jam), baik rute domestik maupun internasional,” imbuh dia. 

Untuk bisa mendapatkan layanan tersebut, lanjut Tommy, konsumen hanya diminta membeli produk asuransi di perusahaan travel yang bermitra dengan Qoala.

Saat ini, Qoala telah menjalin kerjasama dengan perusahaan travel seperti Pegipegi, Panorama JTB, Padiciti, MNC Travel, Bravo Wisata, dan Travel Nusa. Qoala juga telah bermitra dengan perusahaan asuransi, antara lain, ACA Asuransi dan Simasnet. 

Futuready

Marketplace asuransi lainnya yang juga menawarkan jasa broker asuransi berupa penjualan produk dan pengajuan klaim asuransi adalah futuready.com. Perusahaan rintisan yang beroperasi sejak April 2016 ini berada di bawah naungan PT Futuready Insurance Broker.  

Saham Futuready dimiliki Aegon Grup 80% dan 20% dimiliki perusahaan lokal dengan identitas yang tidak disebutkan. Aegon Group adalah perusahaan asuransi jiwa yang bermarkas di Den Haag, Belanda. 

Ada empat produk asuransi yang ditawarkan Futuready, yakni asuransi perjalanan, kendaraan bermotor, jiwa, dan kesehatan. “Saat ini, kami telah menjalin kerjasama dengan sekitar 28 perusahaan asuransi dan lebih dari 60 klaim produk asuransi di Indonesia,” kata Agnes Puspasari, Conventional Marketing Lead Futuready.  

Menurut Agnes, Futuready menyediakan berbagai pilihan produk asuransi kepada nasabah dan memberikan rekomendasi kepada nasabah produk mana yang paling sesuai dengan kebutuhannya. “Nasabah bisa berkomunikasi dengan customer service untuk rekomendasi melalui telepon, Whatsapp, dan e-mail,” imbuh dia.

Futuready juga menyediakan pilihan untuk proses pengajuan klaim nasabah. Jika nasabah membeli produk dari Futuready, nasabah bisa memilih proses klaim apakah mau melakukan proses pengajuan klaim sendiri ke perusahaan asuransi atau lewat pihak Futuready.  

Salah satu manfaat klaim yang bisa didapatkan dari asuransi perjalanan adalah flight delay dan flight cancel. Besaran pertanggungan yang diberikan tergantung produk asuransi yang dibeli nasabah. “Nilai premi dan manfaat tercantum pada produk yang ada di website futuready.com,” kata Agnes.

Contohnya, nasabah membeli produk asuransi perjalanan MSIG Travel Leisure A dengan premi Rp 60.000. Nilai manfaat yang akan didapatkan nasabah, antara lain, santunan kematian akibat kecelakaan sebesar Rp 250 juta, manfaat biaya medis hingga Rp 250 juta, kehilangan atau kerusakan bagasi Rp 20 juta, dan manfaat pembatalan perjalanan Rp 5 juta.

Sayang, Agnes enggan membeberkan jangka waktu proses pencairan klaim produk asuransi tersebut. Dia hanya bilang, setiap perusahaan asuransi memiliki jangka waktu pencairan klaim yang berbeda-beda. Yang jelas, pencairan klaim akan ditransfer ke rekening nasabah.

PasarPolis

Startup insurtech ini didirikan oleh Cleosent Randing pada tahun 2015. Menggunakan konsep bisnis-ke-bisnis (B2B), PasarPolis memanfaatkan teknologi untuk memasarkan asuransi mikro di Indonesia.

Ada enam jenis produk asuransi yang ditawarkan PasarPolis, di antaranya asuransi perjalanan, kecelakaan diri, properti, kesehatan, kehidupan, dan kendaraan bermotor. PasarPolis menawarkan produk asuransi dengan premi terjangkau yang dimulai dari harga Rp 25.000 hingga ratusan ribu per bulan.

Untuk pengajuan klaim, PasarPolis memiliki fitur klaim instan yang bisa diakses nasabah. Dengan fitur klaim instan tersebut, pemegang polis bisa mengajukan klaim asuransi secara otomatis lewat sistem digitalisasi. “Verifikasi dokumen secara digital menawarkan proses klaim cepat untuk nasabah. Prosesnya dapat diselesaikan dalam tiga menit,” kata Cleosent Randing, CEO PasarPolis.

Khusus untuk produk asuransi perjalanan, menurut Cleosent, saat ini, fitur klaim instan PasarPolis telah terintegrasi dengan maskapai penerbangan Citilink dan semua maskapai penerbangan yang bermitra dengan JD Travel.

Jika sewaktu-waktu pemegang polis mengalami penundaan penerbangan (delay), proses klaim asuransi akan diproses secara otomatis. Alhasil, konsumen tidak perlu menyiapkan dokumen pencairan apapun.

Pencairan klaim berlaku untuk flight delay mulai dari satu jam. Layanan ini tersedia untuk semua penerbangan yang dibeli melalui agen perjalanan online, PegiPegi.com, JD Travel, dan beberapa mitra lainnya.

Sama seperti sistem yang diterapkan Qoala, ketika terjadi flight delay, konsumen akan menerima notifikasi via pesan singkat (SMS) untuk melakukan klaim instan. Selanjutnya, konsumen hanya perlu memasukkan data yang diperlukan seperti KTP. Setelah data masuk, klaim segera dicairkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×