Reporter: Mona Tobing | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Lesunya ekonomi membuat tekanan atas kinerja Perusahaan Pembiayaan (Multifinance). Hal ini tercermin dari penyaluran pembiayaan yang melesu pada triwulan satu tahun ini. Kondisi ini diperkirakan akan terus berlanjut pada triwulan kedua 2016.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, laba multifinance pada triwulan satu tumbuh 13% mencapai Rp 3,06 triliun. Namun, nilai pembiayaannya turun 1,3% menjadi 364,4 triliun.
Suwandi Wiratno, Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi, pembiayaan pada April tahun ini masih sama dengan pencapaian pembiayaan bulan Maret.
"Kinerja tidak berbeda. Daya beli konsumen masih rendah. Kenapa? karena di beberapa daerah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK), khususnya di daerah yang mengandalkan komoditas seperti di Kalimantan dan Sumatera," terang Suwandi, Selasa (17/5).
Suwandi menambahkan, selama belum ada perbaikan ekonomi. Maka daya beli konsumen akan kendaraan juga diperkirakan masih lesu.
Menurutnya, kinerja multifinance amat bergantung pada kondisi perekonomian makro. Saat ekonomi membaik, maka otomatis kinerja multifinance akan terangkat.
Meski begitu, peluang kenaikan penyaluran pembiayaan masih tetap terjadi sejalan dengan rencana bank untuk menurunkan suku bunga kredit.
Suwandi memperkirakan, bunga kredit kendaraan kepada nasabah baru bisa didapat lebih murah mulai bulan ini. "Nasabah baru dapat menikmati penurunan bunga kredit multifinance jika bank segera menurunkan bunga kreditnya ke kami (multifinance)," tandas Suwandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
