Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah ketidakpastian ekonomi, PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) masih optimistis kinerja perusahaan akan meningkat tahun depan. Berbagai strategi telah dipersiapkan perseroan agar kinerja investasi moncer.
Sekretaris Perusahaan Djoko Rachmadhy menyatakan bahwa tahun depan Asabri menargetkan hasil investasi bisa tumbuh satu digit karena mempertimbangkan kondisi pasar. “Asabri nggak berani tumbuh dua digit. Tapi kami optimistis tahun depan tumbuh (satu digit),’ kata Djoko di Jakarta, Rabu (27/11).
Baca Juga: Maipark gelar Geo-Ekskursi Papandayan untuk diseminasi pengetahuan risiko bencana
Untuk mencapai target tersebut, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) cenderung konservatif untuk memilih instrumen investasi. Saat ini Asabri masih mengandalkan investasi ke Surat Berharga Negara (SBN) melebihi 30% dari total investasi. Menyusul investasi saham sekitar 10%, sisanya ke reksadana dan instrumen lain.
Sayangnya ia enggan menyebutkan di mana saja perusahaan berinvestasi saham. Yang jelas, strategi investasi Asabri berdasarkan rekomendasi analisis manajer investasi serta pengelolaan aset atas alokasi investasi tersebut. Beberapa investasi Asabri ke saham LQ45 dan PT Hanson Internasional Tbk.
“Kalau secara umum, semua investasi sesuai dengan SOP, Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Investasi kami juga sudah sesuai dan tidak ada masalah,” tambahnya.
Walaupun market negatif, tapi investasi ke saham memang bersifat fluktuatif atau naik turun. Untungnya, kinerja klaim dan premi perusahaan diklaim masih berjalan baik. Hal ini didukung adanya captive market dari peserta yang membuat cashflow tetap lancar hingga saat ini.
Secara likuiditas, kata dia, jumlah dana dari aset perusahaan juga masih lancar. Sedangkan jumlah klaim nasabah dirasa jauh lebih cukup sebagaimana ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: Sejak 2016 terdapat 10 emiten dengan emisi di atas Rp 1 triliun, ini rinciannya
Sebab Kewajiban Naik
Pada tahun 2017, jumlah liabilitas atau kewajiban perusahaan naik. Mengutip laporan keuangan perusahaan, Asabri mencatatkan nilai kewajiban sebesar Rp 43,61 triliun atau meningkat 20% secara year on year (yoy).