kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Asei Catat Perolehan Premi Asuransi Rekayasa Rp 43,2 Miliar pada Semester I-2024


Kamis, 01 Agustus 2024 / 06:54 WIB
Asei Catat Perolehan Premi Asuransi Rekayasa Rp 43,2 Miliar pada Semester I-2024
ILUSTRASI. Asuransi Asei Indonesia cetak kinerja positif terkait lini bisnis asuransi rekayasa d semester I-2024


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Asei Indonesia meraih kinerja positif terkait lini bisnis asuransi rekayasa. Kepala Divisi Pemasaran Asei Edi Apriansah menyebut, perolehan premi asuransi rekayasa perusahaan sebesar Rp 43,2 miliar pada semester I-2024.

"Nilai itu tumbuh 22,8%, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujarnya kepada Kontan, Selasa (30/7).

Edi menerangkan penyebab pertumbuhan tersebut karena adanya beberapa premi dari proyek pembangunan dan pemasangan di dalam negeri, termasuk proyek besar di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Untuk ke depannya, Edi menilai prospek asuransi rekayasa cukup bagus. Salah satunya karena adanya proyek IKN yang masih berjalan dan adanya perkembangan proyek energi terbarukan.

Sementara itu, Edi mengatakan Asei menargetkan pendapatan premi asuransi rekayasa sampai akhir tahun ini sebesar Rp 100 miliar. Untuk mencapai target tersebut, dia bilang perusahaan akan fokus memperluas pasar dengan pendekatan ke proyek BUMN dan Pemerintah Daerah. 

Baca Juga: Asei Luncurkan Produk Medical Malpractice Insurance dan Motor Vehicle Insurance

Meskipun punya prospek cerah, Edi menyebut ada tantangan yang harus diwaspadai dari lini bisnis asuransi rekayasa. Salah satunya, yaitu tantangan internal dengan adanya jenis risiko baru yang mana perusahaan belum cukup pengalaman, seperti pembangunan fasilitas tenaga surya.

"Selain itu, paparan risiko wet risk yang volume permintaannya masih cukup banyak, tetapi tidak sesuai dengan risk appetite perusahaan," kata Edi.

Sebagai informasi, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi asuransi rekayasa atau engineering pada kuartal I-2024 sebesar Rp 1,14 triliun.

Nilai itu meningkat signifikan 15,4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 993 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×