kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.479   1,00   0,01%
  • IDX 6.382   70,01   1,11%
  • KOMPAS100 908   4,50   0,50%
  • LQ45 710   -1,47   -0,21%
  • ISSI 202   4,27   2,16%
  • IDX30 370   -2,47   -0,66%
  • IDXHIDIV20 446   -1,77   -0,40%
  • IDX80 103   -0,09   -0,09%
  • IDXV30 108   0,29   0,27%
  • IDXQ30 121   -0,66   -0,54%

Aset Bank-Bank Pelat Merah Mengalami Penurunan


Senin, 15 September 2008 / 21:00 WIB
Aset Bank-Bank Pelat Merah Mengalami Penurunan


Reporter: Sanny Cicilia,Arthur Gideon,Magdalena Sihite | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), bank-bank pelat merah mengalami penurunan aset selama pertengahan tahun ini. Pada daftar kesepuluh bank terbesar di Indonesia, bank yang mengalami penurunan aset adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Pada bulan Desember 2007 lalu aset BRI sebesar Rp 204,09 triliun. Namun pada bulan Juli 2008 aset BRI turun menjadi Rp 200,59 triliun. Dengan kata lain, hanya dalam kurun waktu tujuh bulan, aset BRI mengalami penurunan Rp 3,5 triliun. Pangsa pasar terhadap total aset BRI pun mengalami penurunan dari 10,27% menjadi 9,94%.

Nasib serupa juga dialami BNI. Pada Desember lalu, BNI memiliki aset Rp 184,46 triliun. Nah, pada Juli 2008, aset BNI menyusut Rp 10,13 triliun atau 5,8% menjadi Rp 174,33 triliun. Pangsa terhadap total aset turun dari 9,29% menjadi 8,64%.

Penurunan aset yang diderita Bank Mandiri lebih besar lagi. Bank dengan aset terbesar di Indonesia ini, mengalami penurunan aset sebesar Rp 20,26 triliun hanya dalam tujuh bulan. Dengan penurunan ini, aset Mandiri per Juli 2008 berada di posisi Rp 286,2 triliun atau turun 7,11% dibandingkan Desember tahun lalu yang berhasil mencapai Rp 306,56 triliun.

Sementara pangsa terhadap total aset Bank Mandiri juga menyusut dari 15,43% menjadi 14,18%. Namun, hal ini tidak menggeser posisi Mandiri dari peringkat aset terbesar perbankan Indonesia.

Disebabkan penarikan dana

Direktur keuangan PT BRI Tbk Abdul Salam mengatakan bahwa penurunan aset di BRI tersebut disebabkan karena adanya penarikan dana-dana yang disimpan di dalam deposito oleh perusahaan-perusahaan milik Pemerintah. “Seperti misalnya deposito milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Pertamina,” katanya hari ini (15/9).

Abdul Salam menjelaskan, secara rutin di akhir tahun atau di awal tahun perusahaan-perusahaan tersebut menempatkan dana mereka di BRI. Dana tersebut merupakan anggaran untuk proyek-proyek mereka yang belum dijalankan. Dan biasanya, dana tersebut akan ditarik kembali pada triwulan pertama dan triwulan kedua untuk membiayai proyek yang mulai berjalan.

Kemudian pada triwulan ketiga, biasanya dana tersebut akan kembali lagi ke bank. Itu dikarenakan, perusahaan pemerintah mendelegasikan tugas pembangunan proyek kepada kontraktor sehingga menyerahkan dana yang tadinya disimpan di bank tersebut kepada kontraktor. Akan tetapi, oleh kontraktor dana tersebut kembali disimpan di bank dan kemudian akan ditarik secara bertahap untuk membiayai proyek yang sedang dikerjakan. “Memang siklus tahunannya seperti itu,” tuturnya.

Oleh karena itu, lanjut Abdul Salam, setiap tahun bank-bank Pemerintah akan mengalami penurunan aset di semester pertama dan kemudian akan kembali naik lagi di semester kedua.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT BNI Tbk Intan Abdams Katoppo mengakui adanya penurunan pos Dana Pihak Ketiga (DPK) di porsi giro dan deposito. "Ini berasal dari dana pemerintah yang dicairkan," tutur Intan. Sayangnya, Intan mengaku lupa berapa penurunan dana pemerintah tersebut.

Sejak awal tahun, BNI memang fokus untuk mengejar dana murah dalam bentuk tabungan untuk mengejar net interest margin (NIM). Tahun ini, BNI menargetkan pertumbuhan aset sebesar 20% dari tahun sebelumnya. Namun sayang, pertumbuhan aset tidak sebaik yang diperkirakan bahkan mengalami penurunan.

Untuk mengejar target tersebut, BNI akan meningkatkan terus DPK dan mengejar pertumbuhan laba dari fee based income.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×