kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aset bank kalah, tapi laba bisa bersaing di ASEAN


Jumat, 02 Juni 2017 / 11:27 WIB
Aset bank kalah, tapi laba bisa bersaing di ASEAN


Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Perbankan Indonesia masih sulit bersaing dengan bank lain di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Lihat saja, aset bank-bank asal Indonesia yang masih kalah jauh dari bank-bank besar di kawasan tersebut.

Sebagai contoh, Bank Mandiri yang merupakan bank pemilik aset terbesar di Indonesia pada tahun lalu mencatat kepemilikan aset senilai US$ 77,1 miliar. Dengan aset sebesar itu, Bank Mandiri hanya menduduki urutan sembilan bank beraset terbesar di ASEAN.

Aset Bank Mandiri berselisih jauh dari bank terbesar di ASEAN yakni DBS Bank Ltd yang mencapai US$ 333,5 miliar. Pun dengan dua bank besar lainnya asal Singapura, yakni OCBC dan United Overseas Bank.

Toh begitu, peluang memperbesar aset tetap terbuka. Sekretaris Korporasi Bank Mandiri Rohan Hafas bilang, pihaknya punya modal untuk berkembang lebih lanjut setelah menggaet status Qualified ASEAN Bank (QAB) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga bisa berekspansi ke Malaysia di tahun ini.

Tak hanya Malaysia, Bank Mandiri juga akan melebarkan tentakel bisnisnya ke Singapura, Filipina dan Myanmar. Kata Rohan, nasabah di Filipina dan Myanmar sangat potensial. Apalagi, "Mesin EDC dan ATM bank Indonesia, masih lebih baik dibanding bank asa Filipina," ujar Rohan, Selasa (30/5).

Tahun ini, dengan target pertumbuhan aset 13%, Bank Mandiri mengincar jumlah aset senilai Rp 1.172 triliunRp 1.193 triliun.

Pencetak Laba

Kendati dari sisi aset kalah jauh, namun dalam kemampuan mencetak laba, bank asal Indonesia paling lihai.

Lihat saja laba PT Bank Rakyat Indonesia Tbl (BRI) yang mencapai US$ 2 miliar di tahun lalu. Laba BRI ini hampir menyamai laba UOB yang sebesar US$ 2,2 miliar. Demikian juga dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang mempunyai laba sekitar US$ 1,5 miliar.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA berpendapat, untuk lebih bersaing, BCA terus berupaya meningkatkan kualitas kredit dan profitabilitas. Jangka panjang, BCA mengincar pertumbuhan aset sejalan dengan kenaikan PDB, yakni 5%7% per tahun. Hingga kuartal I 2017, aset BCA naik 10,2% dari setahun lalu.

Jahja menyebut, penyebab aset bank Indonesia tak sebesar Singapura karena pendapatan per kapita yang belum terlalu besar. "Pendapatan per kapita kita masih kalah dengan Singapura, Malaysia dan Thailand," tutur Jahja.

Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Haru Koesmahargo menyatakan, target BRI tetap penyaluran kredit UMKM. BRI juga akan ekspansi ke Asia dan ASEAN.

Misalnya, BRI sudah membuka cabang di Timor Leste. "Tahun depan, kami akan ekspansi ke Hong Kong," kata Haru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×