kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Asing incar perbankan syariah Indonesia


Jumat, 14 Juni 2013 / 17:50 WIB
Asing incar perbankan syariah Indonesia
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso membacakan laporan kinerja sektor keuangan saat pembukaan perdagangan BEI tahun 2022, Senin (3/1). 


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kondisi perbankan syariah di Indonesia ternyata dianggap menarik oleh investor asing. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa sudah banyak investor asing yang berminat untuk membuka bank syariah di sini.

"Beberapa pihak dari luar negeri sudah datang. Mereka berkeinginan untuk membuka bank syariah di negara kita," ucap Direktur Kepala Grup Penelitian, Perkembangan, dan Regulasi Perbankan Syariah BI, Ahmad Buchori, Jumat, (14/6).

Ia bilang, investor asing senang melihat potensi perbankan syariah Indonesia yang bagus untuk berkembang. Ini karena besarnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dan banyaknya jumlah penduduk muslim di sini. Maka dari itu, mereka merasa Indonesia merupakan pangsa pasar yang harus dilirik. Bahkan, ini berbeda dengan pasar di Malaysia dan Singapura yang sudah jenuh.

Ahmad menyebut, ada tiga cara bagi investor asing untuk bisa masuk ke perbankan syariah di sini. Pertama yaitu membuka bank syariah baru. Modal untuk membuka bank syariah yaitu Rp 1 triliun. Ini lebih rendah dengan pembukaan bank konvensional yaitu Rp 3 triliun.

Kedua, investor bisa membeli bank konvensional yang sudah ada lalu mengonversinya menjadi syariah. Ketiga, asing bisa melakukan investasi di bank syariah yang sudah ada.

Ahmad menilai, investor asing sebaiknya jangan membuka bank baru. Hal ini dikarenakan mereka harus mengeluarkan biaya yang besar dibanding dua opsi lainnya. Terlebih, mereka harus mulai dari nol untuk mencari pasar yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×