Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing yang mengakuisisi industri keuangan non bank Indonesia kian marak. Sebut saja salah satunya lembaga keuangan asal Korea Selatan, Woori Card Co Ltd, yang berhasil mengakuisisi PT Batavia Prosperindo Finance Tbk.
Terkait hal itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, peminat asing terhadap bisnis domestik, khususnya di industri keuangan non bank, masih akan terus naik.
Baca Juga: OJK: Investor Asing Masih Bidik Multifinance Indonesia hingga Awal Tahun 2024
Menurutnya, ada sejumlah pemicu yang membuat investor asing menaruh minat terhadap industri keuangan non bank Indonesia.
Arjun menerangkan jika dilihat dari pasar saham sebagai contoh, walaupun melandai di semester I-2023 sebesar 2,755% berdasarkan data closing pada 27 Juni 2023, net investor asing mencatatkan net foreign buy sebesar Rp 16,93 triliun dalam periode tersebut.
"Hal itu didukung oleh fundamental domestik Indonesia yang kuat serta prospektif dan stabil, yang mana persepsi risikonya rendah," ucap Arjun kepada Kontan.co.id, Minggu (23/7).
Arjun menambahkan prospek bisnis, terutama big caps, yang solid dan valuasi yang menarik, yaitu undervalued di mana PER IHSG bisa disebutkan cukup undervalued jika dibandingkan pasar saham negara di peer group. Untuk obligasi dan net, investor asing memborong obligasi Surat Utang Negara (SUN) tahun ini.
Baca Juga: Perusahaan Asing Doyan Berburu Perusahaan Multifinance Lokal
Sebab, riil yield, yaitu imbal hasil riil yang menarik dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan peer group serta ekspektasi pemangkasan suku bunga tahun depan yang bisa memberi cuan capital gains dari obligasi.
"Selain itu, di tengah ketidakpastian keuangan dan pasar modal global, investor domestik atau asing lebih cenderung membeli obligasi pemertintah dan high rated corporate bonds yang dianggap sebagai safe haven assets di tengah ketidakpastian tersebut," kata Arjun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News