Reporter: Ferry Saputra | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing kian marak mengakuisisi perusahaan multifinance Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, tren tersebut masih akan terjadi hingga awal tahun depan.
"Kemungkinan menyusul akhir tahun ini atau awal tahun depan yang berasal dari China dan Korea Selatan yang dalam tahap penjajakan dan due dilligence pada multifinance yang menjadi target," ucap Deputi Komisioner Pengawas Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Bambang Budiawan kepada Kontan.co.id, Sabtu (22/7).
Bambang menerangkan, dalam 18 bulan terakhir investor yang masuk cukup dominan berasal dari Korea Selatan termasuk Woori Card yang membeli Batavia, Jepang termasuk Mizuho yang membeli Verena, dan Singapore termasuk grup Mouladin yang membeli Pro Car Finance.
Baca Juga: Mandiri Tunas Finance Catat Rasio BOPO Turun 10,13% di Semester I-2023
Menurut Bambang, tren dan gejala masuknya investor asing sepatutnya direspons positif dan proporsional. Dia mengungkapkan yang terpenting dimensi investasi jangka panjang, kemudian investor asing tersebut wajib memahami potensi dan karakter pasar yang diincar.
Bambang menambahkan masuknya investasi asing berdampak positif dari sisi devisa atau ekonomi makro.
Selain itu, berdampak juga terhadap kapasitas risk analytics yang dimodifikasi dengan karakter nasabah-nasabah Indonesia dan transfer of knowledge pada bagian-bagian yang kurang bisa ditangani oleh tenaga kerja atau profesi lokal.
Seperti diketahui lembaga Keuangan asal Korea Selatan, KB Financial Group (KBFG) makin memperbesar gurita bisnisnya di Indonesia.
Baca Juga: Woori Finance (BPFI) Catatkan Laba Bersih Rp 42,27 Miliar di Semester I 2023
Saat ini, KBFG sudah memiliki enam unit bisnis di Indonesia, yakni Bank KB Bukopin, KB Finansia Multifinance, KB Insurance Indonesia, KB Valbury Sekuritas, KB Data System Indonesia, dan Sunindo KB Finance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News