kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Askrindo bidik pendapatan non-KUR


Rabu, 24 Juli 2013 / 16:05 WIB
Askrindo bidik pendapatan non-KUR
ILUSTRASI. Minyak goreng


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Meski telah mapan di bisnis penjaminan kredit usaha rakyat (KUR), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) berniat menggenjot bisnis penjaminan lain. Salah satunya adalah penerbitan kontra bank garansi, yang kini tengah menjadi tren di antara industri asuransi umum.

Melalui kontra bank garansi, Askrindo telah menjamin pembiayaan kepada beberapa pengembang, baik properti hingga pembangunan jalan. "Kami juga bekerjasama dengan Real Estate Indonesia (REI)," ucap Antonius S. Chandra, Direktur Utama Askrindo, akhir pekan lalu.

Dia mengklaim, penjaminan Askrindo sudah mencakup hampir semua sektor infrastruktur, seperti kelistrikan, telekomunikasi, hingga jalan pengangkutan tambang batubara dan kelapa sawit.

Namun, Antonius mengaku, plafon penjaminan masih kecil. Soalnya, ekuitas non-KUR Askrindo sebesar Rp 700 miliar. "Jadi, plafon penjaminan maksimal Rp 70 miliar. Sejauh ini rata-rata Rp 20 miliar-Rp 50 miliar," katanya.

Meski begitu, Antonius optimistis dengan pertumbuhan bisnis non-KUR Askrindo sehingga target pertumbuhan laba tahun ini sebesar dua kali lipat bisa tercapai. Jika laba non-KUR tahun lalu mencapai Rp 100 miliar, tahun ini Askrindo berharap bisa meraih laba Rp 200 miliar.

Bisnis non-KUR Askrindo memang sangat mengandalkan kerjasama kontra bank garansi. Askrindo juga getol bekerjasama dengan perbankan. Yang terbaru, perusahaan ini menerbitkan kontra bank garansi bersama dengan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). "Premi untuk kerja sama dengan BTN 1%-1,5% dari nilai pertanggungan. Perkiraan jumlah volume kredit yang dijaminkan sebesar Rp 400 miliar," tutur Antonius.

Asuransi pembiayaan

Kontra bank garansi merupakan produk jaminan atas bank garansi yang diterbitkan perbankan. Dengan produk ini, asuransi dan perbankan bisa mengurangi risiko gagal proyek karena misalnya, kontraktor tidak menggunakan uang sesuai tujuan kontrak.

Sebelumnya, Askrindo juga telah bekerja sama dengan Bank DKI. Kedua pihak sepakat bekerja sama untuk merealisasikan pembiayaan asuransi kredit dan kontra bank garansi yang dilakukan oleh BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).

Untuk menambah amunisi bisnis non-KUR pada kuartal III tahun ini, Askrindo berencana meluncurkan asuransi pembiayaan. Saat ini, produk tersebut tengah dalam proses penggodokan. "Ini bagian dari penyeimbangan produk, KUR dan non KUR. Saat ini tengah digodok dan disosialisasikan," kata Didiet S. Pamungkas, Direktur dan Teknik Operasional Askrindo. Perbankan juga menjadi salah satu pihak andalan Askrindo untuk memasarkan produk tersebut.

Sekadar tambahan informasi, Askrindo mencatat pendapatan penjaminan senilai Rp 566,44 miliar dengan jumlah beban pendapatan Rp 209,34 miliar dan beban klaim Rp 278,35 miliar sepanjang paruh pertama tahun ini. Dari jumlah itu, penjaminan KUR mendominasi bisnis Askrindo. Ekuitas KUR Askrindo hingga Juni lalu Rp 4,1 triliun. Sedangkan total laba Askrindo hingga akhir Juni 2013 mencapai Rp 212,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×