kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Aslindo: Keterbatasan Modal Jadi Tantangan bagi Industri Lembaga Keuangan Mikro


Kamis, 14 Agustus 2025 / 12:09 WIB
Aslindo: Keterbatasan Modal Jadi Tantangan bagi Industri Lembaga Keuangan Mikro
ILUSTRASI. Ketua Umum Aslindo Burhan mengatakan keterbatasan modal juga menjadi salah satu tantangan yang menghambat industri LKM


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Indonesia (Aslindo) menyampaikan keterbatasan modal menjadi tantangan yang dirasakan industri LKM saat ini. 

Ketua Umum Aslindo Burhan mengatakan keterbatasan modal juga menjadi salah satu tantangan yang menghambat industri LKM untuk makin meningkatkan kinerja pembiayaan. Padahal, modal menjadi salah satu elemen penting yang diperlukan bagi LKM untuk mengembangkan bisnis.

"Kami tidak bisa tumbuh secara signifikan karena keterbatasan modal. Sejauh ini, modal didapatkan terbesar dari Dana Pihak Ketiga (DPK)," ujarnya saat ditemui Kontan di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (12/8).

Oleh karena itu, Burhan berharap ke depannya keterbatasan modal dapat diatasi, seiring makin dikenalnya industri LKM. Dia juga berharap banyak pihak yang ingin menyuntikkan modalnya ke depannya lewat LKM, sehingga bisa membantu dan meningkatkan perekonomian masyarakat di desa.

Baca Juga: OJK Beri Izin Usaha kepada Lembaga Keuangan Mikro Hupajiwa Limabelas Praja

Burhan tak memungkiri bahwa prospek LKM masih begitu besar, karena masih banyak masyarakat di desa yang belum terlayani layanan keuangan sehingga memilih LKM sebagai sumber pembiayaan, khususnya untuk kebutuhan modal kerja.

Oleh karena itu, saat ini LKM tengah berupaya menguatkan tata kelola dan kualitas SDM. Dengan terwujudnya hal tersebut, dia meyakini otomatis investor akan melirik LKM untuk menyuntikkan modal.

"Jadi, tata kelola dan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu urgensi kami. Apabila hal itu membaik, otomatis investor akan melihat ke arah LKM," tuturnya.

Selain itu, Burhan juga menerangkan modal yang terbatas di industri LKM menjadi salah satu penyebab nilai aset LKM menurun. Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset LKM per Juni 2025 mencapai Rp 1,59 triliun atau kontraksi sebesar 5,92%, dibandingkan posisi per Desember 2024 yang sebesar Rp 1,69 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×