Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Indonesia (Aslindo) optimistis kinerja Industri LKM masih berpeluang tumbuh pada tahun depan. Ketua Umum Aslindo Burhan mengatakan optimisme itu tak terlepas dari makin tertatanya bisnis LKM.
"Selain itu, LKM juga sudah makin dikenal masyarakat, khususnya di desa-desa," katanya kepada Kontan, Senin (17/11).
Burhan menerangkan industri hanya tinggal memanfaatkan dengan maksimal berbagai peluang yang ada demi mendorong pertumbuhan. Dia juga tak memungkiri bahwa terdapat tantangan dari kondisi ekonomi yang berpotensi masih tak menentu. Dengan demikian, hal itu juga membuat LKM lebih selektif dalam memberikan pinjaman atau kredit.
Selain itu, Burhan mengatakan faktor sulitnya mendapatkan modal juga menjadi tantangan. Untuk mengatasi tantangan guna meningkatkan kinerja, Burhan menyampaikan LKM perlu melakukan sejumlah upaya.
Baca Juga: Aftech Menilai Iklim Bisnis Industri Modal Ventura Sudah Berubah Arah, Ini Sebabnya
Salah satunya berupaya memperluas wilayah operasional dan meningkatkan tabungan semaksimal mungkin agar bisa menyalurkan pinjaman lebih banyak kepada masyarakat. Ditambah, LKM juga perlu berupaya untuk melakukan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Senada dengan Aslindo, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Badan Kredit Desa (BKD) Ponorogo juga menilai prospek industri LKM pada tahun depan masih menjanjikan. Meskipun demikian, Direktur Utama LKM BKD Ponorogo Mego berpendapat bisnis LKM juga akan dihadapkan dengan persaingan yang makin berat.
"Artinya, industri yang memiliki daya saing yang kuat akan bertahan dan berkembang," ujarnya kepada Kontan.
Terkait kinerja, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman mengatakan penyaluran pinjaman LKM per September 2025 mencapai Rp 0,95 triliun atau Rp 950 miliar. Jika ditelaah nilainya terkontraksi 8,65%, dibandingkan posisi akhir 2024.
"Penyaluran posisi per Desember 2024 sebesar Rp 1,04 triliun," ucapnya dalam konferensi pers RDK OJK, Jumat (7/11).
Jika ditelaah berdasarkan data OJK mengenai LKM yang dikeluarkan tiga bulan sekali, penyaluran pinjaman LKM per September 2025 tercatat terkontraksi 9,52%, dibandingkan posisi per Juni 2025 yang sebesar 1,05 triliun.
Lebih lanjut, Agusman menyampaikan nilai aset LKM per September 2025 mencapai Rp 1,44 triliun. Sejalan dengan kinerja pinjaman, aset LKM per September 2025 tercatat mengalami kontraksi sebesar 14,8%, jika dibandingkan posisi per Desember 2024 yang sebesar Rp 1,69 triliun.
Baca Juga: Aslindo Soroti Lemahnya Tata Kelola Sebagai Pemicu Indikasi Fraud di LKM
Selanjutnya: Won dan Ringgit Melemah Paling Dalam Selasa (18/11/) Pagi, Mata Uang Asia Lesu
Menarik Dibaca: Promo HokBen Combo Deals sampai 23 November, Hoka Delight & Lemon Tea Cuma Rp 9K
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













