Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi Barang Milik Negara (ABMN) pada tahap pertama akan mulai dilaksanakan pada Agustus 2019. Dimana Konsorsium ABMN ini akan mengkover aset Kementerian Keuangan (Kemkeu) senilai Rp 11,4 triliun.
Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody A.S Dalimunthe memperkirakan kehadiran ABMN akan berpengaruh terhadap lini bisnis asuransi properti karena aset yang dikover adalah gedung dan bangunan milik Kemenkeu.
Baca Juga: Meski sempat merosot, pemasaran asuransi lewat bancassurance diproyeksi masih cerah
"Lini bisnis yang akan berpengaruh adalah asuransi properti. Tapi secara umum, kami memang berharap ada pertumbuhan signifikan pada asuransi properti dan kendaraan bermotor karena kedua bisnis itu berkontribusi terhadap premi asuransi umum secara nasional," kata Dody kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Namun ia belum bisa memproyeksi berapa kontribusi program asuransi ini terhadap bisnis industri. Yang jelas, pertumbuhan total premi asuransi umum sebesar 10% di sepanjang tahun 2019.
Sementara itu, bisnis asuransi properti kian menggeliat seiring meningkatnya penjualan perumahan dan kenaikan harga. Hal ini terlihat dari pertumbuhan premi bruto dari asuransi properti meningkat 26,3% menjadi Rp 4,66 triliun per Maret 2019.
Baca Juga: Premi Capital Life 99% masih berasal dari kanal bancassurance
Menurut Dody, pertumbuhan penjualan properti perusahaan mencapai 23,77%, sedangkan harga rumah naik 0,49%. Selain itu, pertumbuhan asuransi properti juga didukung oleh penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) tempat tinggal yang meningkat karena objek tersebut akan dijamin asuransi.
Ia memperkirakan lini bisnis properti tetap tumbuh di tahun 2019 dengan pertimbangkan pembangunan fisik properti mengalami pertumbuhan, terutama dari sektor industri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News