Reporter: Feri Kristianto | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Persaingan antara perusahaan asuransi milik pemerintah pada tahun ini bakalan seru. Pasalnya, beberapa di antara asuransi pelat merah berlomba-lomba mendirikan anak usaha untuk mengerek laba bisnis dari luar bisnis inti. Lihat saja, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), tahun ini membentuk perusahaan pembiayaan syariah Askrindo, sedangkan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei) berencana membeli perusahaan asuransi umum.
Didiet S Pamungkas Direktur Teknik dan Operasional Askrindo menyatakan, pendirian pembiayaan Askrindo syariah sudah mendapat lampu hijau dari pemegang saham. Pada prinsipnya pemegang saham alias pemerintah lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak mempermasalahkan rencana bisnis itu.
Manajemen Askrindo menyiapkan dana Rp 100 miliar untuk anak usaha baru. Didiet menegaskan, perizinan sudah selesai. Kini dalam proses pencarian direksi. "Kalau bisa beroperasi tahun ini," ujarnya Senin (4/1).
Nantinya, anak usaha ini akan menyasar mitra perbankan syariah. Dengan adanya usaha berbentuk syariah maka makin banyak premi yang akan dihasilkan. Anak usaha ini sekaligus strategi Askrindo mengejar pencapaian target laba pada tahun 2014 sebesar Rp 500 miliar.
Sampai November 2012, perolehan premi Askrindo tumbuh 50% (year on year) menjadi Rp 710,4 miliar. Beban klaim, Rp 352,3 miliar, tumbuh 14% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Laba Askrindo sebesar Rp 218,9 miliar tumbuh 115% dibandingkan periode sama tahun 2011 Rp 101 miliar.
Pemilik mayoritas
Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) juga berniat memiliki anak usaha lewat akuisisi satu asuransi umum. Hanya saja, rencana ini belum menjumpai titik cerah sampai saat ini. Namun, kabarnya pemerintah sudah memberi lampu hijau.
Dengan catatan, Kementerian BUMN meminta manajemen dan komisaris membuat kajian mendalam perihal rencana akuisisi itu. "Entah itu lampu hijau atau lampu kuning yang pasti kami diminta segera buat kajian," terang Indra Noor, Direktur Operasional ASEI .
Direktur Utama ASEI Zaafril Razief Amir sebelumnya berkata bahwa anak usaha sebagai solusi mengerek laba non organik. Sekarang ini potensi asuransi umum sangat gurih. Di lain pihak masih ada beberapa perusahaan asuransi butuh dana dari investor baru karena belum memenuhi modal minimal.
Sayangnya, Zaafril menolak memaparkan dana untuk akusisi itu. Pastinya, mereka hanya akan mau menjadi pemilik saham terbanyak di perusahaan bidikan.
Asal tahu saja, tahun 2013, target premi ASEI sebesar Rp 1,3 triliun dan laba Rp 103 miliar. Kontribusi premi antara lain dari asuransi umum Rp 600 miliar, asuransi kredit Rp 150 miliar, dan suretyship Rp 100 miliar.
Tahun 2012, ASEI gagal menghimpun total target premi mencapai Rp 1 triliun. Mereka hanya mengantongi premi Rp 850 miliar dan laba Rp 95 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News