Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Lamgiat Siringoringo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 yang sudah memasuki tahun kedua, tampaknya tidak mempengaruhi industri asuransi umum yang masih bisa mencatatkan pertumbuhan premi industri asuransi hingga 1,5% yoy pada kuartal pertama menjadi Rp 20,78 triliun. Asuransi properti menjadi lini bisnis yang memberikan kontribusi premi paling besar dalam periode tersebut.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) di kuartal pertama, asuransi properti memberikan kontribusi premi mencapai 28,8%. Sebagai perbandingan di periode yang sama tahun lalu, asuransi properti hanya memberikan kontribusi sebesar 21,4% di bawah asuransi kendaraan bermotor yang memberikan kontribusi hingga 24,2%.
Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe mengatakan bahwa asuransi properti memang beberapa kali sering mendominasi bisnis asuransi umum bergantian dengan asuransi kendaraan bermotor dikarenakan sebagian masyarakat memiliki kedua benda tersebut. Hanya saja, di kuartal pertama tahun ini premi asuransi properti meningkat sedangkan asuransi kendaraan bermotor terkoreksi sehingga asuransi properti lebih mendominasi.
“Meski ada pandemi, secara umum portfolio asuransi properti tidak banyak berubah. Properti risiko pasti ada, sehingga dapat dilihat bahwa semua properti akan diasuransikan,” ujar Dody dalam konferensi virtual, Senin (31/5).
AAUI mencatat asuransi properti naik cukup signifikan menjadi Rp 5,99 triliun atau naik 35,8% yoy dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,41 triliun. Sementara itu, premi asuransi kendaraan bermotor mengalami koreksi pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 19,9% yoy menjadi Rp 3,97 triliun.
Dody juga bilang bahwa kecenderungan asuransi properti tidak akan turun namun stagnan atau justru bertambah. Hal ini dipengaruhi dengan aktivitas penambahan properti, baik mendirikan baru atau renovasi terutama milik korporasi kemungkinan diasuransikan.
“Preferensi korporasi yang cenderung risk averse akan mengubah biaya risiko ke biaya yang lebih pasti, yaitu asuransi,” tambah Dody.
Di kesempatan yang sama, Ketua Departemen Statistik AAUI Esti Handayani juga menambahkan bahwa lini bisnis asuransi properti merupakan lini bisnis yang paling cepat merespon situasi ekonomi nasional. Dalam hal ini, ia merujuk pada ekonomi nasional yang terlihat sudah menggeliat di kuartal IV-2020 dan mulai terlihat pada tiga bulanan pertama di tahun ini.
“Ada proyek-proyek yang sebelumnya terbengkalai dan mulai berjalan serta ada juga beberapa giant account yang periodenya 18 bulan-20 bulan yang kebetulan diperpanjang pada kuartal ini, sehingga berdampak terhadap kenaikan asuransi umum,” jelas Esti.
Bagi perusahaan asuransi umum sendiri, tampaknya asuransi properti juga mengalami pertumbuhan. Salah satunya PT KSK Insurance Indonesia (KSK Insurance) yang mengalami pertumbuhan hingga 19% yoy pada kuartal pertama menjadi Rp 34 miliar. Asuransi properti di KSK Insurance sendiri juga memberikan kontribusi sebesar 32% dari total premi yang didapatkan.
“Ini dikarenakan meningkatnya kapasitas perusahaan atas pengelolaan risiko menyebabkan perusahaan bisa menahan (mengaksep) bisnis lebih besar,” ujar Finance Director PT KSK Insurance Indonesia Suharjo Lumbanraja kepada KONTAN.
Perusahaan asuransi umum lainnya, PT Asuransi Wahana Tata (Aswata) hingga Mei 2021 telah mencatatkan premi asuransi properti mencapai Rp 220 miliar. Perusahaan menargetkan premi asuransi properti bisa tumbuh hingga Rp 810 miliar dengan tetap fokus penetrasi new business dan penambangan distribusi channel.
“Premi properti per 31 mei kita turun 12% dibandingkan tahun 2020. Karena kesadaran asuransi di masa pandemi juga semakin turun padahal resiko berjalan terus,” ujar Presiden Direktur Aswata Christian Wirawan Wanandi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News