kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ATM BCA dan Mandiri terhubung


Sabtu, 14 Januari 2012 / 12:07 WIB
ATM BCA dan Mandiri terhubung
ILUSTRASI. Pengolahan nikel Antam. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/pd/18


Reporter: Roy Franedya, Astri Kharina Bangun | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Akhirnya, mesin ATM Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA) terkoneksi. Jika tak ada aral melintang, interkoneksi antara dua ATM bank terbesar di Indonesia ini mulai berjalan Senin depan (16/1). Kedua ATM itu akan terhubung dengan memakai "jembatan" ATM Prima. Ini merupakan tindak lanjut, setelah keduanya meneken MoU Oktober lalu (Harian Kontan, 11 Oktober 2011)

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Ronald Waas mengatakan, interkoneksi menyebabkan nasabah Mandiri dan BCA dapat melakukan transaksi cek saldo, tarik tunai dan transfer dana secara langsung. Ini menjadikan transaksi nasabah kedua bank tersebut lebih efisien.

Sebelum ada interkoneksi, nasabah Mandiri tidak bisa memanfaatkan jaringan ATM BCA, begitu pula sebaliknya. Misalnya untuk transfer, nasabah harus menggunakan bank lain sebagai penghubung atau menggunakan jaringan internasional yang tarifnya mahal. "Nasabah harus membayar biaya double," ujar Ronald kepada KONTAN, Jumat (13/1).

Interkoneksi bisa terlaksana karena kedua bank sudah memiliki standar kartu dan keamanan yang sama. Selain itu, kedua bank tersebut sudah berkomitmen membuka diri. "Teknologi itu harusnya memudahkan bukan menyusahkan. Prinsip ini yang memotivasi bank saling membuka diri," tambah Ronald.

Duduk bersama

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaadmaja mengatakan, untuk transfer nasabah dikenakan biaya sebesar Rp 5.000. "Kami sudah menanam investasi besar di ATM," ujarnya. Interkoneksi BCA dan Mandiri akan menjadi tonggak awal menuju National Payment Gateway (NPG). BI berharap, NPG mampu menciptakan efisiensi dan penurunan biaya pada nasabah.

Saat ini biaya transaksi kliring settlement dan kliring RTGS yang dipungut BI hanya Rp 1.000 per transaksi. Tapi, perbankan memungut biaya transfer RTGS berkali-kali lipat lebih tinggi.

Untuk menyukseskan NPG, tahun ini BI akan fokus pembentukan model bisnis pada perusahaan switching. Caranya, BI akan meminta perusahaan switching duduk bersama dan merumuskan model terbaik. Saat ini ada empat perusahaan switching. Yakni, PT Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama), PT Rintis Sejahtera (ATM Prima), PT Daya Network Lestari (Alto) serta TelkomSigma dan Himbara (Link).

BI sendiri sudah mempunyai bentuk ideal NPG dengan membentuk satu unit usaha super switching. Nanti, ada sebuah jaringan utama dan empat perusahaan switching akan terkoneksi dengan jaringan tersebut. Empat perusahaan switching ini menjadi pemilik perusahaan super switching. Namun, BI akan menyerahkan penentuan model bisnis kepada industri.

BI mendorong pembentukan NPG sejak tahun 2008 lalu dan berharap bisa beroperasi pada 2013. Namun, pembentukan tersebut urung selesai, karena negosiasi yang alot. Bank-bank yang merasa sudah berinvestasi besar pada infrastruktur dan ATM tidak mau berbagi dengan bank yang berinvestasi kecil pada ATM. BI berharap, NPG akan mendorong persaingan pada layanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×