Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Finnacel Finance Indonesia alias Kredivo telah melakukan audit internal atas laporan beberapa korban penipuan yang mengatasnamakan Kredivo. Dari analisa tersebut tercatat kurang dari 0,001% total pengguna yang menjadi korban.
Indina Andamari, VP Marketing & Communication Kredivo menduga penyalahgunaan akun yang dialami beberapa korban tersebut merupakan praktik penipuan bermodus phising dimana pelaku berpura-pura sebagai customer service Kredivo serta membagikan tautan yang menuju phising website.
Selain itu, Indina juga menegaskan bahwa pihak Kredivo telah melakukan audit mendalam terhadap keamanan sistem data. Hasil audit tersebut memastikan tidak ada indikasi kebocoran data pengguna pada sistem Kredivo.
“Kami juga dapat menjamin keamanan data pengguna dalam sistem Kredivo yang telah terenkripsi dengan sangat baik, tidak terkecuali bagi karyawan internal,” jelasnya.
Baca Juga: Hati-hati Penipuan Mengatasnamakan Kredivo, Ini Beberapa Modusnya
Meskipun demikian, pihaknya mengatakan akan membantu korban-korban penipuan ini untuk menyelesaikan masalahnya. Kredivo pun juga telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesegera mungkin dengan melaporkannya pada kepolisian.
“Saat ini, proses penyelidikan oleh pihak berwajib masih dilakukan dan Kredivo sebagai pelapor pun akan siap mendampingi para korban untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Indina juga bilang pihaknya selalu menggalakkan edukasi dengan memberikan peringatan pada pengguna terkait pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi, dan Kredivo pun tidak pernah meminta data sensitif kepada pengguna, termasuk PIN, kode OTP dan jawaban pertanyaan keamanan akun pengguna.
Menurutnya, penipuan phishing ini perlu menjadi perhatian di skala industri yang berdampak pada semua penyedia layanan keuangan.
“Kami meminta segenap pemain industri dan badan OJK yang berkaitan untuk bersama-sama meningkatkan komunikasi peringatan pada pengguna agar tidak tertipu oleh phishing,” pungkas Indina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News