Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
JAKARTA Hasrat Aviva Plc mencicipi pasar asuransi jiwa di Indonesia bakal segera terwujud. PT Aviva Indonesia, perusahaan patungan Aviva Plc dengan PT Asuransi Wahana Tata, akan meluncur awal Juni 2010. “Proses akuisisi sudah selesai, kini kami tinggal menunggu persetujuan dari Bapepam-LK,” kata Rudy Wanandi, Chairman PT Winterthur Life Indonesia, anak usaha Wahana Tata.
Aviva Plc masuk ke Indonesia setelah pertengahan Maret lalu memborong 60% saham PT Winterthur. Raksasa asuransi asal Inggris ini mengganti nama Winterthur menjadi PT Aviva Indonesia.
Menurut Rudy, merger dengan Aviva merupakan keputusan jitu. “Kami melihat Aviva memiliki banyak produk, dan kami juga butuh pengalaman Aviva dalam mengembangkan bisnis,” katanya.
Perusahaan asuransi nomor lima terbesar di dunia ini juga memiliki hubungan baik dengan perbankan besar dan perusahaan multinasional. “Jadi potensi untuk mengembangkan perusahaan ini cukup besar,” jelas Rudy.
Hubungan baik dengan perbankan akan memudahkan Aviva menambah lini distribusi produk. Sementara jalinan kerjasama dengan korporat akan membantu Aviva memperbesar pasar. “Saat ini kami terus menyiapkan rencana bisnis ke depan,” kata Rudy.
Kendati tak lagi memegang kendali penuh, Rudy menegaskan pihaknya akan tetap berperan dalam memajukan perusahaan. “Kami nanti juga berperan dalam pengawasan bisnis, jadi bukan sekadar tukang jahit saja. Kedudukan kami juga setara,” paparnya.
Menjadi pemain utama di bisnis asuransi Indonesia tidak mudah. Kompetisi berlangsung keras dan masing-masing perusahaan punya pangsa pasar sendiri. “Untuk mengejar menjadi perusahaan 10 besar di Indonesia saya kira belum akan tercapai dalam dua atau tiga tahun ke depan,” kata Rudy. Menurut estimasinya minimal butuh waktu lima tahun.
Catatan saja, Winterthur Indonesia saat ini menguasai 6% dari keseluruhan pangsa pasar dana pensiun Indonesia. Winterthur Life juga masuk tiga besar dalam jajaran asuransi kesehatan.
Setelah melego kepemilikan di Winterthur, Rudy menegaskan pihaknya belum berniat melepas Wahana Tata ke investor lain. “Kami masih jalan sendiri,” tegasnya. Tahun ini Wahana Tata berharap bisa meraup premi Rp 900 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News