Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan membagikan dividen kepada pemegang saham dengan rasio 60% dari laba bersih tahun 2019 sebesar 27,5 triliun. Total laba dividen yang akan dibagikan tersebut mencapai Rp 16,5 triliun.
Jumlah dividen yang dibagikan bank pelat merah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun lalu, perseroan hanya membagikan dividen Rp 13,75 triliun dengan rasio 45% dari laba bersihnya.
Meningkatkan rasio pembagian dividen dan ditambang dengan kenaikan pencadangan yang dilakukan untuk mengantisipasi pelaksanaan standar akuntansi PSAK71 akan berdampak pada permodalan Bank Mandiri.
Baca Juga: Susunan pengurus Bank Mandiri dirombak, Chatib Basri diangkat jadi komisaris utama
Silvano Rumatir, Direktur Keuangan Bank Mandiri mengatakan, permodalan Bank Mandiri akan berkurang sekitar Rp 22 triliun-Rp 25 triliun. Adapun modal bank ini pada tahun 2019 mencapai Rp 194 triliun.
"Namun, Bank Mandiri akan berkomitmen untuk menjaga permodalan dengan rasio CAR di atas 18%," katannya di Jakarta, Rabu (19/2).
Dengan menjaga CAR di level tersebut, Bank Mandiri juga akan berupaya keras untuk mengejar return of earning sebesar 16% tahun ini. Silvano bilang, pertumbuhan kredit masih tetap aman sesuai dengan target dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun dengan rasio permodalan 18%.
Kena dampak virus corona
Selain mendorong pertumbuhan secara organik, Bank Mandiri juga ingin melakukan ekpansi anorganik dengan mencoba melihat peluang di negara-negara lain. Pasalnya, bank ini ingin mengoptimalkan kelebihan capaital yang dimiliki perseroan.
Sebelumnya, Bank Mandiri mengungkapkan tengah melihat peluang untuk ekspansi dengan mengakuisisi bank di Korea dan Filipina. Namun, Royke Tumilaar, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, hingga saat ini belum ada perkembangan dari rencana itu.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) tebar dividen Rp 16,5 triliun dari laba bersih tahun 2019
"Kami punya tim untuk mempelajari peluang untuk akuisisi atau joint venture. Tetapi kami masih melihat-lihat. Sampai saat ini belum ada perkembangan. Virus Corona membuat tim kami terhambat untuk pergi ke luar atau dari luar terhalang juga datang ke dalam negeri meski kita undang," jelas Royke.
Sementara untuk penambahan modal anak usaha, Bank Mandiri masih akan fokus mempersiapkan Initial Publik Offering (IPO) Bank Mandiri Syariah (BSM).
Royke bilang, perseroan belum punya rencana menambah modal anak usahanya yang lain karena semuanya masih memiliki modal yang cukup untuk mengejar pertumbuhan bisnis.
Bank Mandiri berharap bisa melepas BSM IPO tahun ini namun akan tergantung pada perkembangan pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News