kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,10   3,77   0.42%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banjir stimulus di 2019, perbankan lebih percaya diri salurkan kredit di 2020


Senin, 13 Januari 2020 / 07:28 WIB
Banjir stimulus di 2019, perbankan lebih percaya diri salurkan kredit di 2020
ILUSTRASI. Kredit properti diperkirakan naik karena pelonggaran LTV tahun lalu


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2019, perbankan sempat dihadang berbagai tantangan sulit. Salah satunya datang dari ketatnya persaingan perebutan dana di pasar dan membuat likuiditas seret.

Tak hanya itu, kondisi ekonomi di tahun lalu belum terlalu stabil bagi perbankan untuk mendorong ekspansi, alhasil mayoritas bank lebih memilih untuk menjaga kualitas kredit sambil mengamankan posisi likuiditas.

Alih-alih untuk mendorong penyaluran kredit, Bank Indonesia (BI) pun sudah banyak mendorong stimulus. Salah satunya dengan melakukan pelonggaran loan to value (LTV) untuk mendorong kredit di sektor properti.

Tak cukup sampai di situ, bank sentral juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah sebesar 100 basis poin (bps) secara keseluruhan di tahun 2019. BI juga telah mengambil kebijakan untuk memangkas suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate (BI7-DRRR) sebanyak 100 bps di tahun lalu.

Baca Juga: Amankan Kebutuhan Likuiditas, Bank Parkir Dana di Surat Berharga Negara

Dipersenjatai beragam stimulus, perbankan pun lebih optimis menyongsong tahun 2020. Sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id sepakat mengatakan di tahun 2020 kemampuan bank dalam menyalurkan kredit lebih terbuka. Hanya saja, melihat kondisi ekonomi domestik maupun global saat ini, perbankan dalam negeri pun mau tidak mau harus lebih waspada dalam memberikan kredit.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, sampai dengan awal Januari 2020 ini belum ada tanda-tanda kredit akan bergerak naik. Sebab, kondisi makro yang redup redam saat ini mulai berdampak beberapa sektor kredit.

"Perkembangan ekonomi belum menunjukan perbaikan. Tapi ruang untuk pertumbuhan masih terbuka," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).

OCBC NISP pun sebelumnya lebih memilih memasang target konservatif pertumbuhan kredit di level 7,5%-9% pada tahun ini. Sebagai informasi tambahan saja, merujuk laporan keuangan per November 2019 lalu OCBC NISP membukukan kredit Rp 118,1 triliun atau baru tumbuh tipis 1,47% secara year on year (yoy).

Sementara itu, PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) lebih optimis di awal tahun 2020 ini. Sekretaris Perusahaan Bank BJB Muhammad Asadi Budiman memperkirakan kredit di kuartal I 2020 akan berkisar antara 10%-11% secara tahunan. Alasannya, beberapa stimulus yang sudah dikeluarkan BI dipastikan bakal dimanfaatkan penuh oleh perusahaan sebagai momentum dalam melakukan ekspansi kredit.

Ia juga mengatakan, Bank BJB akan fokus menyasar seluruh segmen secara merata. Tentunya dengan memperhatikan kualitas kreditnya. Sebagai gambaran saja, Bank BJB sudah mencatatkan kredit tumbuh 11,03% dari Rp 73,61 triliun di November 2018 menjadi Rp 81,73 triliun di November 2019.

Baca Juga: Industri perbankan diramal masih punya prospek cerah di tahun ini

Senada, PT BPD Sumatera Utara (Bank Sumut) juga mengapresiasi langkah BI lewat pelonggaran LTV. Menurut Sekretaris Perusahaan Bank Sumut Syahdan Siregar, sejak Desember 2019 lalu perusahaan memang sudah menyasar segmen properti. Khususnya untuk rumah dengan tipe 21 hingga 70 meter persegi. "Kami mendapatkan kuota untuk menyalurkan KPR (subsidi) sekitar 2.700 unit di Sumut selama Semester I 2020," terangnya.

Nah, bila 75% dari kuota di semester I 2020 tersebut bisa terpenuhi. Bank Sumut akan diberikan kuota tambahan untuk menyalurkan KPR. Dus, lewat sektor properti saja menurut hitung-hitungan perseroan kredit bisa tumbuh Rp 1,5 triliun tahun ini. Artinya, target kredit Bank Sumut sebesar 9,5% yoy di tahun ini bakal lebih mudah terpenuhi.

Tak ketinggalan, Direktur Kepatuhan PT Bank Woori Saudara Tbk (BWS) I Made Mudiastra bilang bahwa tahun ini perusahaan menargetkan kredit bisa tumbuh 12% secara yoy. Nah, berdasarkan segmennya menurut Made kredit korporasi dan konsumtif lah yang bakal lebih menonjol di awal dan sepanjang tahun ini. "Saat ini kredit kami 40% ritel, 60% korporasi," tuturnya.

Sekadar informasi saja, BI dalam analisis uang beredarnya mencatat kredit di bulan November 2019 tumbuh sebesar 7% secara yoy menjadi Rp 5.549,4 triliun, membaik dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,1% yoy. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit investasi tumbuh paling besar yaitu mencapai 13,7% yoy per November 2019 menjadi Rp 1.431,4 triliun.

Selain itu, kredit konsumsi juga tumbuh positif sebesar 6,2% yoy menjadi Rp 1.597,2 triliun pada periode yang sama. Sedangkan kredit modal kerja relatif stagnan dengan pertumbuhan 4,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×