Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) sebagai bank digital akan mengambil pendekatan yang berbeda dengan bank digital lainnya. Bank ini ini akan menggabungkan elemen online dan offline (omnichannel).
Sehingga dalam membangun ekosistem, Bank Aladin tidak hanya akan berkolaborasi dengan platform-platform digital tetapi juga akan berkolabotasi dengan mitra offline yang memiliki ekosistem yang besar.
Dyota Mahotama Marsudi, CEO Bank Aladin Syariah mengatakan, saat ini pihaknya tengah gencar melakukan penjajakan dengan perusahaan yang memiliki ekosistem yang besar, baik online dan offline. Namun, dia belum bisa merinci siapa calon partner yang akan digandeng tersebut. "Mudah-mudahan tahun depan akan banyak pengumuman (kolaborasi) yang akan dilakukan," katanya dalam webinar, Rabu (1/12).
Saat ini, Bank Aladin sudah menjalin kolaborasi dengan Alfamart, BPKH, Facebook dan juga Halodoc. Dalam menjalankan bisnisnya sebagai bank omnichannel, perseroan telah menetapkan fokus menyasar kelompok unbank dan underbank.
Fokus tersebut dilakukan setelah melakukan riset yang menemukan bahwa 77% warga dewasa di Indonesia belum memiliki akses yang cukup ke perbankan. Namun, disisi lain ada peluang diantaranya penetrasi gadget dan internet meningkat tajam dan di beberapa industri mulai terjadi peralihan ke produk-produk berbasis syariah. Selain FnB, industri fashion dan beauty juga sudah mengarah ke syariah.
Baca Juga: Dyota, anak Menlu Retno Marsudi sah lulus fit and proper OJK jadi Presdir BANK
Bank Aladin melihat prospek keuangan syariah besar. Namun, kenyataannya penetrasi keuangan syariah sangat rendah padahal Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar.
Untuk itu, Bank Aladin dalam membangun bisnisnya dengan fokus pada tiga hal yakni pertama bagaimana membangun kepercayaan atau trust, bagaimana membangun kepatuhan syariah dan membangun produk dengan great user experience.
Untuk mencapai tiga hal itu, kata Dyota, Bank Aladin harus berkolaborasi dengan mitra yang sudah memiliki kepercayaan dari masyarakat. Hal ini dinilai sangat penting karena perseroan merupakan bank baru. Apalagi dengan konsep digital yang diusung maka target market yakni unbank dan underbank yang belum terbiasa bertransaksi di bank harus memiliki tempat yang bisa mereka kunjungi dalam bertransaksi.
"Kami jalin kerjasama dengan Alfamart dan BPKH yang punya ekosistem yang besar. Target market kami bisa melakukan transaksi di gerai-gerai mitra kami ini," jelas Dyota.
Selain itu, Bank Aladin juga punya keunggulan dalam mencapai tiga fokusnya tadi karena merupakan satu-satunya bank syariah dengan model bank digital di pasar yang mendapat dukungan dari pemerintah. Lalu memiliki tim management yang datang dari latarbelakang yang kuat di bidang teknologi dan bank sehingga diharapkan bisa menghadirkan inovasi produk bank digital ke pasar.
Saat ini, Bank Aladin syariah masih dalam tahap pengembangan produk. Dus, Dyota belum bisa merinci seperti apa produk yang akan ditawarkan ke konsumenya. Namun, secara umum produk yang akan dikembangkan sesuai dengan tiga prisip utama tersebut yakni harus seamless, mudah digunakan, dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan kelompok unbanked dan underbanked.
"Dalam membuat produk, fokus kami adalah melayani mitra-mitra kami. Masing-masing mitra memiliki kebutuhan spesifik sehingga produk yang kami buat bersam kan spesifik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen mereka," imbuh Dyota.
Baca Juga: Saham bank kecil dinilai masih menarik untuk dirilik, begini rekomendasi analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News