Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank yang masuk dalam pemeriksaan Ikhtisar Hasil Pemeriksanan Semester (IHPS) II-2019 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berbenah. Modal telah ditambah, meski masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan.
Deputi Komisioner Humas dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo pun mengaku tujuh bank yang disinggung BPK telah menindaklanjuti temuan-temuan. Pun beberapa sudah ada yang rampung.
“Semua sudah ditindaklanjuti, seluruh bank kini terjaga kondisinya dengan baik secara individual. Bank Bukopin misalnya, setelah beralih kepemilikan diharapkan mamp segera kembali dalam kondisi normal likudiitas dan solvabilitasnya,” katanya kepada KONTAN.
PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) memang telah merampungkan rententan aksi penambahan modalnya dari rights issue hingga private placement. Pun pengendalian perseroan kini telah beralih dari Bosowa Corporation ke KB Kkookmin Bank.
Direktur Utama Bank Bukopin RIvan A. Purwantono sempat bilang kepada KONTAN, pascaaksi korporasi untuk mendongkrak kredit dengan menggelar sejumlah kerja sama pembiayaan bersama sejumlah bank. “Kerja sama antar bank bentuknya berupa money market line, dan joint financing,” katanya kepada KONTAN.
Baca Juga: PSBB Jakarta berlaku, IHSG masih berpotensi menguat
Sementara dari aspek penghimpunan dana, RIvan bilang perseroan mempertimbangkan untuk menjadikan vokal grup asal Korea BTS yang banyak digandrungi kawula muda Indonesia sebagai brand ambasaddornya. Harapannya strategi ini bisa menarik perhatian kawula muda terhadap perseroan, sehingga akhirnya bisa mendongkrak dana pihak ketiga (DPK).
Maklum, Bank Bukopin punya pekerjaan rumah terkait DPK. Awal tahun saat terjadi tarik ulur perpindahan kepengendalian tejadi penarikan dana besar-besaran. Sepanjang semester I-2020, DPK Bank Bukopin tercatat tergerus lebih rai Rp 20 triliun, atau merosot hingga 27,06%.
Selain Bank Bukopin adapula PT Bank Mayapda Tbk (MAYA) yang telah menerima tambahan modal hingga Rp 4,5 triliun dari pengendali terakhirnya yaitu Dato Sri tahir. Tambahan modal ini juga bikin capital adeqaucy ratio (CAR) perseroan meningkat tajam dari 14,74% pada Juni 2019 menjadi 17,10% pada Juni 2020.
Tak cuma Tahir, pemilik saham pengendali perseroan lainnya yaitu Cathay Pacific juga dikabarkan bakal ikut menginjeksi modal perseroan. “Masih didiskusikan, belum ada tindak lanjut lebih jauh,” kata Tahir kepada KONTAN.
Meski modal makin gemuk, persreoan masih juga masih punya beberapa pekerjaan rumah terutama soal ekspansi dan kualitas kredit. Per Juli 2020, perseroan baru menyalurkan kredit Rp 55,90 triliun merosot 22,2% (ytd) dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 71,88 triliun.